Berikut ini adalah pertanyaan dari dewiseptiyani42 pada mata pelajaran Bahasa lain untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Pendidikan Islam telah memasuki babak baru dalam perjalanan
panjangnya. Yaitu era digitalisasi dan percepatan industri yang telah merambah
dalam segala aspek lini kehidupan. Uniknya, pendidikan Islam justru sedikit
terlambat untuk menyebutnya tidak sama sekali melakukan penyesuaian dengan
gaya baru tersebut yang sangat mengedepankan percepatan akses, otomatisasi,
konektifitas dan efesiensi yang serba terkendali dengan sistem internet.
Tekanan kuat semakin terasa disaat dunia luar semakin berinovasi dalam
berbagai temuan mutakhirnya, justru pendidikan Islam seringkali gagap dengan
cepatnya perubahan situasi kekinian. Kalaupun terdapat upaya merespons
seakan hanya “mengekor” dibalik ramainya gaung revolusi industri.
Tetapi bukan berarti pendidikan Islam sama sekali tidak melakukan
upaya perbaikan. Terkhususnya di Indonesia, trend positif pendidikan Islam
cukup menjadi perhatian dunia. Perkembangan sekolah Islam, madrasah dan
pesantren telah mendapat tempat ketika pandangan sentiment tentang Islam
sulit dilepas dan Islamophobia menjadi gerakan massif di bagian Eropa
sekitarnya. Islam di Indonesia memiliki karakteristik keterbukaan dan berada
paling depan untuk menawarkan konsepsi keberagamaan yang toleran. Dengan
begitu kemudian, pendidikan Islam di Indonesia mulai dilirik sejauh mana
ajaran Islam diajarkan diruang-ruang kelas dan berlaku dalam kehidupan
masyarakat yang plural. Keterbukaan pendidikan Islam di Indonesia
mendorong untuk melakukan transformasi dalam beberapa hal, termasuk
adopsi kurikulum dan inovasi pendidikan yang menekankan berbagai keahlian
dan life skill.
Kesadaran untuk melakukan perubahan dalam tubuh pendidikan Islam,
lambat tapi pasti telah menumbuhkan kepercayaan publik tentang
penyelenggaraan pendidikan Islam. Mulai bermunculannya sekolah-sekolah
Islam bertaraf international, madrasah plus dan bahkan pesantren yang
mengintegrasikan teknologi dan entrepreneurship mulai ramai hadir
kepermukaan. Menariknya, model pendidikan pesantren dengan akar tradisi
yang panjang sudah hadir jauh sebelum kemerdekaan, menandakan pesantren
telah mampu bertahan sejauh ini. Prinsip pesantren al hifzu ‘ala qodiimi as shoolih
wa al akhzu ‘ala jadiidi al aslah (mempertahankan tradisi yang baik dan
mengadopsi kebaruan yang lebih baik) merupakan mantra paradigma
berkemajuan, kontinuitas, keterbukaan dengan inovasi untuk melakukan transfer
of knowledge and technology yang maslahat bagi pengembangan pendidikan Islam.
Melihat kondisi demikian, berarti investasi dibidang riset dan teknologi harus mulai dilirik dunia pendidikan Islam. Geliat teknologi dan industri digital saat
ini menjadi keharusan, terlebih lagi segala hal harus sudah mulai terkoneksi
dengan internet, yang memungkinkan kemudahan dan akses informasi tanpa
batas.
Puluhan tulisan dalam buku ini merupakan kumpulan naskah dan
makalah yang sudah di presentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Islam di
Era Revolusi Industri 4.0 yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi PTKIS
Kopertais Wilayah III Yogyakarta pada 16 Maret 2019 lalu di Universitas
Ahmad Dahlan. Terdapat lebih kurang 22 tulisan yang masing-masing memiliki
gaya khas tersendiri. Editor sendiri harus membaca dan memberikan beberapa
catatan-catatan khusus pada naskah yang diterima, terutama dalam hal
metodologi dan penulisan.
Sesuai dengan tema yang diusung, hampir semua naskah masih bersifat
normatif dan berada dalam aspek tatanan konseptual. Hal ini dapat dimaklumi
karena memang kendala yang paling sering ditemukan dalam pendidikan Islam
adalah menghadirkan dimensi baru yang inovatif dalam wilayah garapan
pengkajiannya. Meskipun demikian secara keseluruhan tulisan tersebut dapat
dinikmati oleh pembaca sebagai referensi yang bisa didiskusikan kembali
kapanpun.
Paling tidak ada lima tema besar yang dirangkum kedalam lima bab dari
semua naskah tersebut. Bab pertama, “Membaca Masa Depan Pendidikan
Islam di Tengah Kontestasi Global”. Tema ini merangkum enam tulisan
yang mencoba menawarkan bentuk praktis pendidikan Islam yang “mengarah”
kepada gagasan revolusioner. Seperti salah satu tulisan yang mencoba
mengintegrasikan trend teknologi digital dalam model pembelajaran. Terutama
generasi millennial (anak muda) yang cenderung memiliki gaya belajar yang
dinamis sehingga sentuhan teknologi dalam pembelajaran menjadi sangat
relevan. Sedangkan tulisan lainnya melihat peluang gagasan sekolah
entrepreneurship yang menjadi starting point untuk ditawarkan dalam format
pendidikan Islam abad 21. Disamping itu, solusi untuk memperkuat pendidikan
Islam juga turut dipaparkan dalam naskah lainnya, yang mengurai problem dan
strategi pengembangan pendidikan Islam. Termasuk dinamika kurikulum
pendidikan Islam menjadi entitas yang selalu hadir sebagai rekonseptualisasi
dan meneropong masa depan pendidikan Islam terutama di Indonesia.
.
Penjelasan:
Smoga Jwbn Tercerdasರ_ರ
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh raflyely dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 21 Feb 22