Berikut ini adalah pertanyaan dari SensenDariIndo pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Dasar
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Petikan surah Thaha ayat 39 menjelaskan:
"Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya.....".
Yang cukup mengejutkan, bayi Musa yang telah "dihanyutkan" sang ibu justru ditemukan oleh Raja Fir'aun sendiri beserta istrinya, Siti Asiyah, di pinggiran sungai nil.
Seperti dikutip laman NU Online melalui artikel dengan judul "Indahnya Skenario Allah Selamatkan Bayi Musa dari Kekejaman Fir'aun" oleh M. Tatam Wijaya, sebenarnya sempat terjadi perdebatan antara pihak istana dengan istri Fir'aun kala itu, karena bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki yang artinya wajib "dibunuh".
Akan tetapi, berkat lobi yang sukses dilakukan oleh Siti Asiyah kepada suaminya, ia pun akhirnya dipersilakan untuk mengangkatnya sebagai anak.
"(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak," demikian ucap Siti Asiyah terhadap Raja Fir'aun, seperti diterangkan dalam surah Al-Qasas ayat 9.
Alhasil, bayi Musa berhasil lolos dari kekejaman Raja Fir'aun. Dirinya yang dilahirkan sebagai seorang laki-laki, atas kehendak Allah SWT justru malah tinggal di istana bersama sang raja dan menjadi anak angkatnya.
Dilansir laman Suara Muhammadiyah, Siti Asiyah sudah mulai kebingungan untuk bisa menyusui bayi Musa lantaran beberapa ibu susuan yang didatangkan tidak ada satu pun yang cocok.
Lagi-lagi, Allah SWT menunjukkan kebesarannya. Datanglah ibu kandung Musa ke istana untuk menawarkan jasa menyusui.
Setelah dirasa cocok dan bayi Musa mulai mau menerima, sang ibu akhirnya menyusui anak kandungnya sendiri.
Artinya, selain dapat menyusui bayi Musa yang merupakan anak kandungnya, ibunya juga mendapatkan keuntungan lain dari hal tersebut.
Yakni adanya upah dari istana karena ia dipekerjakan sebagai ibu susuan dari "putra angkat" Raja Fir'aun dan Siti Asiyah tersebut.
Baca juga:
Kisah Nabi Nuh AS: Sabar dalam Berdakwah dan Selalu Mendoakan
Kisah Nabi Ishaq As & Keteladanannya: Sosok Soleh Keturunan Ibrahim
Kisah Teladan Nabi Luth As: Azab Bagi Kaum Penyuka Sesama Jenis
Baca juga artikel terkait KISAH NABI MUSA atau tulisan menarik lainnya Beni Jo
(tirto.id - ben/tha)
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Beni Jo
Kisah Nabi Musa dan keteladanannya.
Petikan surah Thaha ayat 39 menjelaskan:
"Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya.....".
Yang cukup mengejutkan, bayi Musa yang telah "dihanyutkan" sang ibu justru ditemukan oleh Raja Fir'aun sendiri beserta istrinya, Siti Asiyah, di pinggiran sungai nil.
Seperti dikutip laman NU Online melalui artikel dengan judul "Indahnya Skenario Allah Selamatkan Bayi Musa dari Kekejaman Fir'aun" oleh M. Tatam Wijaya, sebenarnya sempat terjadi perdebatan antara pihak istana dengan istri Fir'aun kala itu, karena bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki yang artinya wajib "dibunuh".
Akan tetapi, berkat lobi yang sukses dilakukan oleh Siti Asiyah kepada suaminya, ia pun akhirnya dipersilakan untuk mengangkatnya sebagai anak.
"(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak," demikian ucap Siti Asiyah terhadap Raja Fir'aun, seperti diterangkan dalam surah Al-Qasas ayat 9.
Alhasil, bayi Musa berhasil lolos dari kekejaman Raja Fir'aun. Dirinya yang dilahirkan sebagai seorang laki-laki, atas kehendak Allah SWT justru malah tinggal di istana bersama sang raja dan menjadi anak angkatnya.
Dilansir laman Suara Muhammadiyah, Siti Asiyah sudah mulai kebingungan untuk bisa menyusui bayi Musa lantaran beberapa ibu susuan yang didatangkan tidak ada satu pun yang cocok.
Lagi-lagi, Allah SWT menunjukkan kebesarannya. Datanglah ibu kandung Musa ke istana untuk menawarkan jasa menyusui.
Setelah dirasa cocok dan bayi Musa mulai mau menerima, sang ibu akhirnya menyusui anak kandungnya sendiri.
Artinya, selain dapat menyusui bayi Musa yang merupakan anak kandungnya, ibunya juga mendapatkan keuntungan lain dari hal tersebut.
Yakni adanya upah dari istana karena ia dipekerjakan sebagai ibu susuan dari "putra angkat" Raja Fir'aun dan Siti Asiyah tersebut.
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Beni Jo
Kisah Nabi Musa dan Keteladanan
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh hadiwibowo274 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 21 Feb 22