Berikut analisis sebanyak 7 paragraf mengenai pendapatku tentang penerapan penghargaan yang ada di lingkungan sekolah:

1. Saya setuju dengan pemberian penghargaan pada siswa berprestasi di sekolah. Namun yang penting untuk dicermati (atau bahkan diubah) adalah bentuk penghargaannya. Penghargaan sendiri adalah bentuk apresiasi terhadap usaha yang sudah dilakukan seseorang atau kelompok. Penghargaan juga bisa dimaknai sebagai pemberian sesuatu dalam beragam bentuk seperti lisan, tulisan atau barang sehubungan dengan kemajuan atau prestasi ang diraih. Di sekolah, apresiasi ini bentuk paling umumnya dengan angka tertulis (rangking) yang dijadikan satu-satunya tolak ukur kualitas siswa. Padahal bentuk penghargaan ada banyak.
2. Apabila didasarkan pada bentuknya, penghargaan secara umum dibagi menjadi dua yakni penghargaan material dan nonmaterial. Di dunia kerja, penghargaan material berkaitan dengan materi atau uang sedangkan penghargaan nonmaterialnya bisa pujian, piagam, sertifikat, ppredikat dan lain-lain. Adapun untuk di sekolah, penghargaan material ini dalam bentuk barang seperti hadiah, rangking dan semacamnya sedangkan penghargaan nonmaterialnya seperti pujian, predikat dan lain-lain.
3. Penelitan membuktikan bahwa penghargaan berkontribusi besar pada kualitas diri seseorang sebab bisa menjadi jembatan motivasi, bimbingan, dan lain sebagainya. Masalahnya, pemandangan yang umum kita jumpai adalah penghargaan melimpah yang hanya ditujukan pada siswa uang unggul dan pintar. Adapun mereka yang kurang berprestasi, terkesan diabaikan. Padahal salah satu fungsi penghargaan adalah sebagai motivasi.
4. Di sejumlah negara di dunia, pemberian penghargaan dalam bentuk rangking kelas bagi si juara sudah tidak diberlakukan. Perlakuan ini lahir dari anggapan bahwa masing-masing siswa punya kelebihan berbeda dan mereka punya progres belajar yang juga tidak seharusnya disamakan. Pada akhirnya muncul konsep 'diadu' dalam kelas. Siswa yang unggul di mata belajaran tertentu, biasanya sains, tampil menjadi juara. Lainnya, yang lebih unggul di bidang seni, bahasa atau olahraga, tersisih dan tentu saja minim apresiasi.
5. tentu saja praktik di atas merupakan hal umum di Indonesia. Kita patut mengakuinya namun tak bisa juga menutup mata pada fakta betapa sulitnya mengubah sistem pendidikan kolot dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, sementara sistem tersebut diperbaiki, saya berpikir alangkah baiknya jika guru mulai berbenah. Salah satu caranya tentu dengan turut merangkul mereka yang kurang berprestasi, memberikan mereka penghargaan berbeda seperti pujian akan kelebihannya dan mendorong ia untuk bangga dan mendayagunakan lagi kemampuan dirinya.
6. Dengan merangkul semua siswa, memberikan mereka penghargaan dalam bentuk berbeda sesuai kondisi unik masing-masing dari mereka, diharapkan motivasi dalam diri makin besar dan kuat. Pada akhirnya, mereka semua akan maju sesuai dengan potensi dalam diri mereka yang unik dan berbeda satu sama lain. Penghargaan bagi saya sangat baik, namun seringnya hanya menyasar sebagian kecil orang.
7. Tentu sangat menyenangkan jika semua siswa mendapatkan penghargaan, yang meski bentuknya tak sama, namun mendapat apresiasi yang baik atas apapun yang mereka miliki. Menunggu perubahan sistem akan sangat lama. Maka guru bisa memulainya dengan langkah kecil yang sederhana.

Pembahasan

Tulisan di atas berupa analisis yang lahir dari pendapat diri mengenai penghargaan di sekolah. Pendapat adalah pandangan yang subjektif sehingga bisa saja pendapat kalian berbeda. Analisis hanya menjadi contoh penyelesaian soal dan bukan patokan jawaban. Sesuaikan dengan pemikiran masing-masing.

Pelajari Lebih Lanjut

• Materi tentang 3 nama penghargaan yang diberikan oleh pemerintah melalui kementrian lingkungan hidup dalam pegelolaan dan pelestarian lingkungan sesuai peruntukan penerimaannya yomemimo.com/tugas/22400669

#TingkatkanPrestasimu

#SPJ1