Jelaskan struktur kalimat dalam Bahasa Jepang! [tex]\small\boxed{\tt{Note_{1}=Jawablah\ dengan\ usaha\ sendiri}}[/tex] [tex]\small\boxed{\tt{Note_{2}=Dilarang\

Berikut ini adalah pertanyaan dari Sinogen pada mata pelajaran B. jepang untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Jelaskan struktur kalimat dalam Bahasa Jepang!\small\boxed{\tt{Note_{1}=Jawablah\ dengan\ usaha\ sendiri}}
\small\boxed{\tt{Note_{2}=Dilarang\ nyalin\ jawaban\ maupun\ copas\ dari\ web}}
\small\boxed{\tt{Note_{3}=Jaga \ Kesehatan \ yah}}



Arigatouuu ^^
Jelaskan struktur kalimat dalam Bahasa Jepang!
[tex]\small\boxed{\tt{Note_{1}=Jawablah\ dengan\ usaha\ sendiri}}[/tex]
[tex]\small\boxed{\tt{Note_{2}=Dilarang\ nyalin\ jawaban\ maupun\ copas\ dari\ web}}[/tex]
[tex]\small\boxed{\tt{Note_{3}=Jaga \ Kesehatan \ yah}}[/tex]
Arigatouuu ^^

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

1 Inti Struktur Kalimat dalam Bahasa Jepang

Dalam pola kalimat bahasa Jepang, terdiri dari Unsur + Predikat. Predikat dalam bahasa Jepang wajib untuk ada dalam suatu kalimat dan memiliki posisi di akhir kalimat. Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang sangat mengutamakan predikat.

Unsur-unsur lainnya seperti subjek, objek, serta keterangan dapat disusun di depan predikat untuk dihubungkan. Unsur dalam kalimat bahasa Jepang hanya dapat diletakkan di depan predikat saja.

2 Susunan Kalimat

Dalam mempelajari bahasa Jepang, mengetahui serta memahami susunan kalimat juga merupakan hal dasar yang penting untuk dilakukan. Dalam bahasa Indonesia, susunan kalimat merupakan hal mutlak dengan rumus S+P+O+K.

Berbeda halnya dengan susunan kalimat pada bahasa Jepang. Susunan kalimat pada bahasa Jepang bersifat fleksibel pada setiap unsur seperti subjek, objek, dan keterangannya, walaupun predikat selalu berada di akhir kalimat.

Contoh:

Subjek + Objek + Keterangan + Predikat

Atau

Subjek + Keterangan + Objek + Predikat

Atau

Objek + Keterangan + Subjek + Predikat

3 Penentuan Unsur Kata Benda dalam Suatu Kalimat

Partikel merupakan sebuah unsur dalam bahasa Jepang yang berguna untuk menunjukkan berbagai unsur dalam kalimat. Dalam bahasa Jepang, unsur yang dimaksud adalah ‘wa’, ‘o’, atau ‘de’.

– Partikel ‘wa’ digunakan untuk menunjukkan sebuah subjek atau topik.

 Contoh: わたし は (Watashi wa)

Aku

ララさん は (Lala-san wa)

Lala

– Partikel ‘o’ digunakan untuk menunjukkan sebuah objek. Contoh:

手紙 を (tegami o)

Surat

本 を (hon o)

Buku

– Partikel ‘de’ digunakan untuk menunjukkan sebuah tempat. Contoh:

レストラン で (resutoran de)

Di restoran

図書館で (toshokan de)

Di perpustakaan

Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal partikel sebagai kata depan yang memiliki fungsi untuk menunjukkan tempat, waktu, dan lainnya. Berbeda dengan partikel pada bahasa Jepang yang lebih cocok disebut sebagai kata akhiran karena letaknya yang ada di akhir dari kata yang ditunjukkan.

Partikel ini berfungsi sebagai sebuah jembatan yang dapat menghubungkan antar kata dalam suatu kalimat. Keberadaan partikel pada bahasa Jepang ini yang akhirnya membuat susunan kalimat menjadi lebih fleksibel.

4 Kata Menerangkan dan Diterangkan

Dalam struktur frasa atau kalimat pada bahasa Indonesia, kamu pasti mengenal struktur diterangkan dan menerangkan. Diterangkan dan menerangkan ini memiliki fungsi bahwa kata awal sebagai kalimat yang diterangkan dan kata setelahnya menjadi kata yang menerangkan kata sebelumnya.

Berbeda halnya dengan bahasa Jepang yang memiliki struktur sebaliknya. Frasa atau kalimat dalam bahasa Jepang memiliki struktur menerangkan dan diterangkan.

Contoh:

• 韓国人 (Kankokujin)

Kankoku memiliki arti Korea

Jin memiliki arti orang

Sehingga, 韓国人 (Kankokujin) memiliki arti orang Korea.

• 赤い花 (Akai Hana)

Akai memiliki arti Merah

Hana memiliki arti Bunga

Sehingga, 赤い花 (Akai Hana) memiliki arti bunga merah.

5 Predikat dalam Bahasa Jepang

Dalam bahasa Jepang, predikat dikenal memiliki tiga jenis kalimat; kalimat kata kerja, kalimat kata sifat dan kalimat kata benda.

a. Kalimat kata kerja

Kalimat kata kerja terdiri dari Unsur (bisa berupa subjek, objek, keterangan atau topik) ditambah partikel dan ditambah ‘masu’. Kalimat dengan pola ini memiliki jumlah yang cukup banyak pada bahasa Jepang.

Rumus:

Unsur (Subjek/Objek/Keterangan/Topik) + Partikel + Predikat (Kata Kerja) + masu

Contoh Kalimat:

私 は 本 を 読みます。 (Watashi wa hon o yomimasu)

Saya membaca buku.

Partikel dalam hal ini bisa berbagai jenis, seperti: Ga, o, ni, de, to, e, kara, yori, dan sebagainya.

b. Kalimat kata sifat

Kalimat kata sifat terdiri dari unsur kata benda (bisa berupa subjek atau topik) ditambah kata sifat ditambah ‘desu’.

Namun, biasanya pola kalimat ini digunakan untuk menunjukkan kondisi subjek. Partikel “wa” menunjukkan bahwa kata benda adalah topik sekaligus subjek dalam kalimat, serta topik dijelaskan dengan predikat (kata sifat).

Rumus:

Unsur (Subjek/Topik) Kata Benda + Wa + Predikat (Kata Sifat) + desu

Contoh Kalimat:

これ は おいしーい です (Kore wa oishi ̄ idesu)

Ini enak

c. Kalimat kata benda

Kalimat kata benda terdiri dari kata benda 1 (bisa berupa subjek atau topik) ditambah kata benda 2 ditambah ‘desu’. Pola kalimat ini digunakan untuk menyatakan bahwa kata benda yang pertama adalah kata benda yang kedua.

Hal ini bermakna bahwa partikel “wa” yang menjadi penghubung antar kedua kata menunjukkan bahwa kata benda yang pertama merupakan topik sekaligus subjek dalam kalimat, dan topik atau subjek tersebut dijelaskan oleh predikat atau kata benda yang kedua.

Rumus:

Unsur (Subjek/Topik) Kata Benda Pertama + Wa + Predikat (Kata Benda Kedua) + desu

Contoh Kalimat:

わたし は にっぽん じん です (Watashi wa Nippon jindesu)

Saya adalah orang Jepang

Penjelasan:

Maaf kalau salah

semoga membantu

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh OP6207054 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 19 Jul 22