perjuangan pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908 untuk mengisi

Berikut ini adalah pertanyaan dari juliaameka pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Perjuangan pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908 untuk mengisi tabel di bawah ini? sebutkan!minta bantuannya ya ​
perjuangan pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908 untuk mengisi tabel di bawah ini? sebutkan!minta bantuannya ya ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Perjuangan pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908. Pada soal ini, terdapat tabel 6 nama pahlawan yaitu :

  1. Sultan Ageng Tirtayasa
  2. Sultan Hasanuddin
  3. Tuanku Imam Bonjol
  4. Pangeran Diponegoro
  5. Kapitan Pattimura
  6. I Gusti Ketut Jelantik

Penjelasan:

  • Sultan Ageng Tirtayasa

Merupakan seorang raja di Kesultanan Banten yang memegang tahta mulai tahun 1640 hingga 1650. Pada ke Kesultanan Banten berada pada puncak kejayaannya. Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa sangat gigih dalam melawan VOC yang menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan kesultanan dan rakyat Banten.

Keberhasilan Sultan Ageng Tirtayasa dalam memimpin dapat dibuktikan dari keberhasilannya membongkar blokade laut Belanda. Banyak kapal VOC dan perkebunan milik Belanda yang berhasil dirusak dan dirampas. Hal ini sangat merugikan VOC. Tidak hanya itu, Dia berhasil menjalin kerja sama dagang dengan bangsa-bangsa Eropa, seperti Denmark dan Inggris. Kesultanan Banten menjadi makmur dengan pertahanan yang kuat.

  • Sultan Hasanuddin

Ialah raja ke-16 dari Kerajaan Islam Gowa Tallo di Sulawesi sekaligus pahlawan nasional. Setelah dinobatkan sebagai raja, Sultan Hasanuddin berperang melawan VOC yang menjalankan monopoli perdagangan dan berusaha menguasai hasil rempah-rempah di Indonesia bagian timur.

Sultan Hasanuddin melakukan peperangan melawan penjajah bahkan melawan kerajaan yang telah bersekutu dengan Belanda sepanjang tahun 1669. Pada 18 November 1667, Dia menandatangani perjanjian Bongaya yang membuat Gowa semakin melemah. Namun DIa berusaha mempertahankan wilayah dan rakyatnya meskipun Belanda sudah memiliki kekuatan penuh.

  • Tuanku Imam Bonjol

Adalah ulama sekagus pemimpin perang Padri tahun 1803 hingga 1837.

Perang Padri yang dipimpin Imam Bonjol ini cukup sulit untuk ditundukkan oleh Belanda. Oleh sebab itu, Belanda mengajak Imam Bojol melaluinya Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch, berdamai.  Belanda menawarkan perdamaian melalui Perjanjian Masang pada 1824.  Namun, perjanjian ini dilanggar sendiri oleh Belanda dengan menyerang Desa Pandai Sikek.

Pada tahun 1833, kaum adat beralih melawan Belanda dan bekerja sama dengan kaum padri. Namun di periode akhir pada tahun 1837, Imam Bonjol terpaksa menyerah pada Belanda dan mendapat hukuman pengasingan. Pada 8 November 1864, Imam Bonjol wafat dalam pengasingannya.

  • Pangeran Diponegoro

Merupakan pahlawan nasional yang juga seorang putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III. Pangeran Diponegoro dikenal luas karena berhasil memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa karena melawan Belanda terjadi di tanah Jawa. Perang ini adalah perang terbesar yang dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara.

Pada tanggal 28 Maret 1830 Belanda dengan Pangeran Diponegoro mengadakan perundingan namun mengalami kegagalan. Kemudian Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Pangeran Diponegoro menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, lalu dipindahkan ke Makassar hingga wafat di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

  • Kapitan Pattimura

Merupakan Pahlawan nasional Indonesia dari Maluku. Kapitan Pattimura adalah mantan Militer Inggris dengan pangkat sersan sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC.

Ketika Belanda berkuasa kembali tahun 1817, praktik monopoli, sistem ekonomi uang kertas yang sangat dibenci, dan perintah sistem kerja paksa (rodi) diberlakukan lagi. Kapitan Pattimura mengadakan penyerbuan ke Benteng Duurstede. Dalam penyerangan tersebut, Benteng Duurstede dapat dikuasai oleh pasukan Pattimura dan residen van den Berg beserta keluarganya tewas.

Pada tanggal 11 November 1817, Belanda berhasil membujuk Raja Booi. Kemudian, Kapitan Pattimura bersama para tokoh pejuang lainnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon.

  • I Gusti Ketut Jelantik

Ialah perdana menteri Kerajaan Buleleng di pulau Bali. Pada 1846, 1848, dan 1849, Ketut Jelantik menjadi pemimpin dalam perlawanan terhadap invasi Belanda ke Bali.

Belanda menuntut para raja Bali untuk tunduk kepada pemerintahan Hindia Belanda, namun tuntutan ini ditolak. Ketut Jelantik memilih untuk berperang dibanding mengakui kedaulatan dan kekuasaan pemerintah Belanda. Pada tahun 1846, terjadi perang antara Kerajaan Buleleng dengan Belanda. Perang tersebut membuat Belanda kalah.

Tahun 1849, perang kembali terjadi. Namun kali ini, Buleleng jatuh ke tangan Belanda. Hal ini membuat Ketut Jelantik melarikan diri. Kemudian, Ketut Jelantik akhirnya tewas dalam penyergapan yang dilakukan pasukan Lombok, sekutu Belanda.

Pelajari Lebih Lanjut :

Perjuangan pahlawan sultan ageng tirtayasa sebelum tahun 1908​ : yomemimo.com/tugas/37353669

#BelajarBersamaBrainly

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dewimuthi dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 10 Apr 22