buat puisi dan kritiknya

Berikut ini adalah pertanyaan dari andiniaja1210 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Buat puisi dan kritiknya

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

KUSANGKA

Kusangka cempaka kembang setangkai

Rupanya melur telah diseri............

Hatiku remuk mengenang ini

Wasangka dan was-was silih berganti.

Kuharap cempaka baharu kembang

Belum tahu sinar matahari.....

Rupanya teratai patah kelopak

Dihinggapi kumbang berpuluh kali.

Kupohonkan cempaka

Harum mula terserak.........

Melati yang ada

Pandai tergelak......

Mimpiku seroja terapung di paya

Teratai putih awan angkasa.......

Rupanya mawar mengandung lumpur

Kaca piring bunga renungan.....

Igauanku subuh, impianku malam

Kuntum cempaka putih bersih.......

Kulihat kumbang keliling berlagu

Kelopakmu terbuka menerima cembu

Kusangka hauri bertudung lingkup

Bulumata menyangga panah Asmara

Rupanya merpati jangan dipetik

Kalau dipetik menguku segera.

kritik:

Kalau dipetik menguku segera.

(Buah Rindu, 1959:19)

Membaca puisi berjudul “Kusangka” karya Amir Hamzah, pembaca akan dijejali sekaligus dipaksa menikmati diksi romantik khas pengarang. Puisi ini banyak disebut-sebut sebagai proses penyair dalam rangka mencari kualitasnya. Sehingga puisi ini, lebih jauh menemui banyak kelemahan.

Penggunaan diksi macam-macam nama kembang, selain membingungkan pembaca awam, barangkali dalam rangka ingin disebut sebagai sangat tahu nama-nama bunga, pengarang memang terlalu banyak mengganti objek dengan macam-macam nama kembang, dengan masih ditambah, untuk membingungkan pembaca dan barangkali dianggap puitis sepuitis-puitisnya seromantis-romantisnya, di akhir bait pembaca disuguhi seorang bidadari dan seekor burung merpati. Harusnya bisa difokuskan dengan hanya menyebutkan satu objek sehingga tidak terkesan bahwa pengarang memang mengetahui nama-nama kembang.

Maksud dari puisi ini sebenanrya sudah terdapat dalam dua baris di bait pertama. tanpa membaca baris dan bait-bait seterusnya, sebenarnya pembaca sudah bisa memahami apa yang ingin disampaikan penyair. Atau barangkali ditambah dengan baris ketiga dan keempat, yang sudah menggambarkan perasaan si aku dalam rangka menanggapi “kecelakaan” telah dinodai, atas ternodainya si gadis, puisi ini sudah cukup berhenti di sini. Bukankah puisi adalah pemadatan makna?

Bagaimanapun, penyair dalam puisi ini sedang berproses untuk menemui kualitasnya, jati dirinya yang kemudian terdapat dalam puisi-puisi yang terkumpul dalam antologi Nyanyi Sunyi yang disebut-sebut memiliki kualitas Amir Hamzah yang sebenarnya itu. “Kusangka” dalam banyak penelitian memang memberikan pengetahuan dan kekhasan penyair-penyair angkatan Pujangga Baru, namun memang bila ditilik dari berbagai sisi, puisi ini terlalu bertele-tele terlepas dari, bahwa puisi ini adalah sebuah proses menuju kualitas penyair yang sebenanya.

Penjelasan:

semoga membantu

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh konztopup dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 23 Jan 23