Judul: Keluarga yang Terjerat Korupsi

Tokoh:

Budi (ayah)

Ani (ibu)

Rudi (anak pertama)

Wati (anak kedua)

Pada suatu hari, Budi yang bekerja sebagai pegawai negeri mendapat tawaran dari rekan kerjanya untuk menerima suap dalam suatu proyek pemerintah. Budi yang merasa tergiur dengan tawaran tersebut akhirnya menerima suap tersebut dan membaginya dengan istrinya, Ani.

Budi dan Ani yang merasa sudah terjerat dalam dunia korupsi, kemudian mempengaruhi anak-anaknya, Rudi dan Wati, untuk juga terlibat dalam tindakan korupsi. Rudi dan Wati merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa karena mereka sadar bahwa tindakan tersebut adalah tindakan yang salah.

Rudi: Ayah, ibu, ini tidak benar. Kita tidak boleh melakukan tindakan yang merugikan negara dan orang banyak. Ini tindakan yang melanggar hukum.

Wati: Ya, ayah, ibu. Apa yang kita lakukan adalah tindakan yang salah dan tidak bisa dibiarkan.

Budi dan Ani merasa kesal dengan pendapat anak-anaknya tersebut dan tidak bisa menerima kritik yang diberikan oleh anak-anak mereka. Mereka merasa anak-anaknya terlalu berlebihan dan tidak mengerti kondisi yang sebenarnya terjadi.

Budi: Kalian ini masih kecil dan tidak mengerti apa-apa. Kami melakukan ini untuk kebaikan keluarga kita sendiri.

Ani: Ya, betul. Kami tidak melakukan ini untuk merugikan orang lain. Kita memang butuh uang dan ini cara termudah untuk mendapatkannya.

Rudi dan Wati merasa kecewa dengan tindakan orangtua mereka. Mereka memutuskan untuk tidak terlibat dalam tindakan korupsi tersebut dan memilih untuk melaporkannya ke pihak yang berwenang. Dalam waktu singkat, Budi dan Ani tertangkap oleh polisi karena terlibat dalam tindakan korupsi.

Dari pengalaman ini, Rudi dan Wati belajar bahwa tidak semua hal bisa diperoleh dengan cara yang salah dan merugikan orang lain. Mereka juga belajar bahwa menjaga integritas dan moralitas adalah hal yang penting dalam kehidupan. Akhirnya, keluarga tersebut berhasil mengatasi masalah tersebut dan kembali hidup dengan damai dan jujur.