Contoh 1

(Isi) Terorisme kembali terjadi di Indonesia. Pada Jumat (27/11/2020) teroris yang tergabung dalam Mujahidin Indonesia Timur (MIT) membunuh satu keluarga dan membakar tujuh rumah. Hubungan terorisme atas dasar agama selalu menjadi perdebatan. Namun, terorisme dapat dilakukan oleh siapa saja dan dari kelompok mana saja.

(Argumen pro) Tidak ada agama mana pun yang membenarkan kekerasan dan pembunuhan. Jangan sampai terorisme memecah belah bangsa karena ada sentimen agama. Tidak ada kelompok atau aliran apa pun yang berhak mengambil nyawa orang lain karena perbedaan ideologi. Kita perlu mengecam dengan tegas aksi terorisme atas dasar apa pun. Kebencian atas dasar agama hanya akan membuat teror semakin merajalela.

(Argumen kontra) Terorisme memang tidak memandang agama. Namun kita tidak dapat menutup mata bahwa sebagian besar aksi terorisme dilatarbelakangi ideologi berlandaskan agama. Ada doktrin dan dogma yang ditanamkan melalui aliran agama, sehingga membenarkan pembunuhan. Doktrin tersebut dapat muncul dari tafsir manusia terhadap suatu kepercayaan. Hal tersebut diperparah oleh gejolak politik, ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Maka terorisme dan tafsir terhadap suatu ajaran agama dapat berkaitan. Perlu perubahan secara masif untuk mengatasi terorisme.

(Kesimpulan atau saran) Aksi terorisme tidak dibenarkan meski dilakukan kelompok tertentu, seperti kelomok berlandaskan agama. Kita tidak dapat menutup mata bahwa ada doktrin dan dogma aliran agama dalam beberapa aksi terorisme. Namun jangan sampai pandangan tersebut memecah belah masyarakat karena perbedaan ideologi dan kepercayaan.