Berikut ini adalah pertanyaan dari makmuroh93 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Dasar
pake penjelasan
nt: daftar:)
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
pakd
Penjelasan:
Perang Banjar memunculkan sejumlah tokoh seperti Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar, serta Aling (Panembahan Muning) yang merupakan tokoh perjuangan dari pedalaman Borneo
pada 1817 Sultan Sulaiman al-Mutamidullah (1801-1825) selaku pemimpin Kesultanan Banjar meneken perjanjian dengan Belanda.
Isi perjanjian tersebut adalah penyerahan wilayah Kesultanan Banjar yaitu Dayak, Sintang, Bakumpai, Tanah Laut, Mundawai, Kotawaringin, Lawai, Jalai, Pigatan, Pasir Kutai, dan Beran kepada Belanda.
Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam Al-Watsiq Billah (1825-1857), penerus Sultan Sulaiman, juga melakukan perjanjian dengan Belanda dengan menyisakan wilayah Kesultanan Banjar yaitu Hulu Sungai, Martapura, dan Banjarmasin.
tirto.id
dibaca normal 4 menit
Home Pendidikan
Sejarah Perang Banjar: Penyebab, Tokoh, & Aksi Pangeran Antasari
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
08 April 2021
View non-AMP version at tirto.id
Sejarah Perang Banjar: Penyebab, Tokoh, & Aksi Pangeran Antasari
Perang Banjar tercatat dalam sejarah sebagai perjuangan terhadap penjajah Belanda yang dipimpin oleh Pangeran Antasari.
tirto.id - Perang Banjar tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai gerakan perjuangan terhadap penjajah Belanda yang berlangsung antara tahun 1859-1905. Pangeran Antasari muncul sebagai salah satu tokoh utama dalam perang di tanah Borneo ini.
Disebut juga Perang Banjar-Barito, peperangan ini terjadi di wilayah Kesultanan Banjar yang dulu memiliki area kekuasaan meliputi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah.
Advertising
Advertising
Perang Banjar memunculkan sejumlah tokoh seperti Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar, serta Aling (Panembahan Muning) yang merupakan tokoh perjuangan dari pedalaman Borneo.
Latar Belakang Perang Banjar
Dikutip dari buku Sejarah Kelas XI (2014:115), pada 1817 Sultan Sulaiman al-Mutamidullah (1801-1825) selaku pemimpin Kesultanan Banjar meneken perjanjian dengan Belanda.
Isi perjanjian tersebut adalah penyerahan wilayah Kesultanan Banjar yaitu Dayak, Sintang, Bakumpai, Tanah Laut, Mundawai, Kotawaringin, Lawai, Jalai, Pigatan, Pasir Kutai, dan Beran kepada Belanda.
Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam Al-Watsiq Billah (1825-1857), penerus Sultan Sulaiman, juga melakukan perjanjian dengan Belanda dengan menyisakan wilayah Kesultanan Banjar yaitu Hulu Sungai, Martapura, dan Banjarmasin.
Baca juga:
Sejarah Kesultanan Gowa Tallo & Masa Kejayaan Sultan Hasanuddin
Sejarah Runtuhnya Kesultanan Malaka, Peninggalan, & Silsilah Raja
Sejarah Kesultanan Bima: Peninggalan Kerajaan & Silsilah Raja-raja
Wilayah yang semakin sempit ini menjadi masalah dalam kehidupan sosial ekonomi Kesultanan Banjar. Kematian mendadak putra mahkota, Abdul Rakhman, pada 1852, menambah runyam persoalan tersebut.
Sepeninggal Sultan Adam yang wafat pada 1857, ada tiga kandidat penerus takhta Kesultanan Banjar, yaitu Pangeran Hidayatullah II, Pangeran Anom, dan Pangeran Tamjidillah II.
Pangeran Hidayatullah II didukung pihak istana dan sudah mengantongi surat wasiat dari Sultan Adam, Pangeran Anom dijagokan sebagai Mangkubumi (perdana menteri), dan Tamjidillah II didukung oleh Belanda.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh CIVAPUBG dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 11 May 22