Berikut ini adalah pertanyaan dari tri182240 pada mata pelajaran B. inggris untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Menurut tradisi lisan yang berkembang di masyarakat Maluku Utara, kisah ini berawal dari tragedi dalam sebuah keluarga di Tobelo. Dikisahkan dahulunya hiduplah sebuah keluarga kecil yang sederhana di Tobelo, terdiri dari sepasang suami istri dan dua anaknya. Suatu hari, sang ayah berangkat melaut mencari nafkah. Berhari-hari, ayah itu tidak kunjung kembali ke rumah. Sementara itu, di rumah, hanya ada ibu dan kedua anaknya. Anak pertama adalah seorang gadis bernama O Bia Moloku dan adiknya seorang laki-laki bernama O Bia Mokara. Awal mula terjadinya petaka adalah ketika sang ibu hendak berangkat ke kebun untuk mengambil bahan makanan untuk dimasak. Sebelum pergi, sang ibu berpesan kepada kedua anaknya, “Hai anak-anak, jika kalian lapar janganlah memakan telur ikan di meja yang ditinggalkan ayahmu itu”. Sepeninggal ibunya ke kebun, O Bia Mokara merasa lapar dan entah mengapa ia ingin sekali makan telur ikan di meja. O Bia Moloku telah melarang adiknya untuk tidak makan telur ikan di meja karena telah diwasiatkan ibunya sebelum berangkat ke kebun. Namun, O Bia Mokara malah menangis sejadi-jadinya karena ingin sekali memakan telur ikan tersebut dan terus merengek kepada kakaknya. Bia Moloku pun tidak tega melihat adiknya merengek tersedu-sedu meminta ikan tersebut sehingga kemudian diberikanlah telur ikan itu. Sepulang dari kebun, sang ibu langsung menggendong anak mungilnya itu seraya bersenandung dan menari-nari. O Bia Mokara ketika digendong ibunya sangat gembira tertawa-tawa sampai kelihatan giginya yang masih menyisakan telur ikan. Sekejap sang ibu terdiam dari senandungnya, ia langsung melepaskan gendongan anaknya sambil berteriak memarahi kedua anaknya yang melanggar nasihat ibunya. Telur ikan itu adalah pantangan besar bagi anaknya yang dapat berakibat sangat buruk bagi keluarga mereka. Sang ibu kemudian berlari ke arah pantai menaiki batu besar. Di samping itu, anak terakhirnya menangis sejadi-jadinya. Kedua anaknya yang turut berlari menyusul ibunya tak dapat mengejarnya. Ketika mereka sampai di pinggir pantai, ibu sudah berada di atas batu seraya berucap, “Batu besar, terbukalah agar aku bisa masuk ke dalam”. Seketika, batu itu terbuka dan ibu masuk ke dalam batu. Sang anak sembari menangis memohon-mohon kepada ibunya agar tidak meninggalkan mereka. Namun, tekad sang ibu telah bulat. Kemudian, sang ibu berucap lagi, “Wahai batu, mengatup lah!”, sekejap batu itu mengatup menelan sang ibu tanpa bekas celah retakan. Sang anak, O Bia Moloku dan O Bia Mokara, hanya dapat menangis sejadi-jadinya dalam penyesalan melihat ibunya yang lenyap. Kini, Batu Badaong atau Batu Belah ini masih dapat ditemui di daerah Maluku Utara. Kisah ini pun diabadikan dalam lagu daerah Maluku Utara dengan judul Batu Badaong.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh jasminemei1995 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 16 Aug 23