Secara umum, "nothing" atau "tidak ada" tidak memiliki fungsi sosial dalam arti konvensional. Sebagai konsep abstrak, "nothing" tidak dapat berinteraksi dengan manusia atau masyarakat, karena tidak memiliki keberadaan fisik atau mental. Namun, dalam beberapa konteks, "nothing" dapat memiliki makna yang signifikan secara sosial, terutama dalam konteks filosofis atau spiritual.

Sebagai contoh, dalam ajaran keagamaan, "nothing" dapat menjadi simbol dari kekosongan atau ketiadaan, yang menunjukkan perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang makna keberadaan. Dalam filosofi, "nothing" dapat digunakan untuk membahas masalah-masalah ontologis dan epistemologis, seperti masalah tentang apakah "nothing" itu sendiri adalah sebuah entitas atau hanya kekosongan.

Meskipun "nothing" tidak memiliki fungsi sosial dalam arti yang sama seperti objek atau entitas lainnya, namun konsep tersebut dapat memiliki implikasi sosial yang penting dalam konteks tertentu. Namun, dalam penggunaan bahasa sehari-hari, "nothing" biasanya digunakan untuk menyatakan ketiadaan atau kurangnya sesuatu, dan dalam konteks tersebut, tidak memiliki implikasi sosial yang signifikan.