Jawaban:

Once upon a time, there was a clever deer named Kancil who lived near a river. One day, Kancil challenged Kura-Kura, the turtle, to a race. Kancil knew that he was much faster than Kura-Kura, so he agreed to give Kura-Kura a head start. Kura-Kura started the race slowly and steadily, while Kancil rested under a tree, thinking he could easily catch up.

However, as Kancil underestimated Kura-Kura's perseverance and determination, Kura-Kura had already reached the finish line while Kancil was still sleeping. Kancil lost the race and felt very embarrassed.

The moral lesson of this story is that slow and steady wins the race. It is better to keep working hard consistently, rather than relying solely on talent or natural ability. This fable teaches us the importance of perseverance and determination in achieving our goals, no matter how challenging or long the journey may be.

Terjemahan:

Dahulu kala, ada seekor kancil yang cerdik bernama Kancil yang tinggal di dekat sungai. Suatu hari, Kancil menantang Kura-Kura, si kura-kura, untuk sebuah perlombaan. Kancil tahu bahwa dia jauh lebih cepat daripada Kura-Kura, jadi ia setuju memberikan Kura-Kura keuntungan awal. Kura-Kura mulai perlombaan secara perlahan dan mantap, sementara Kancil istirahat di bawah pohon, berpikir dia bisa dengan mudah mengejar.

Namun, karena Kancil meremehkan ketekunan dan tekad Kura-Kura, Kura-Kura sudah mencapai garis finish sementara Kancil masih tidur. Kancil kalah dalam perlombaan dan merasa sangat malu.

Pesannya adalah lambat dan konsistenlah yang menang dalam perlombaan. Lebih baik terus bekerja keras secara konsisten, daripada mengandalkan hanya pada bakat atau kemampuan alami. Fabel ini mengajarkan kita pentingnya ketekunan dan tekad dalam mencapai tujuan kita, tidak peduli seberapa menantang atau lama perjalanan yang harus dilalui.

Penjelasan: