It looks like a typical roadside breathalyzer but instead of

Berikut ini adalah pertanyaan dari yacwangp8x0gu pada mata pelajaran B. inggris untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

It looks like a typical roadside breathalyzer but instead of alcohol. It's testing for Covid-19. The simple device developed by Indonesian scientists works like an electronic nose. It can smell coronavirus in the breath and detect an infection in under two minutes. The sensors can read the different patterns of covert positive and negative. A single test can be done in 80 seconds much faster than the standard PCR test which can take days for a result that speed comes at the cost of accuracy but as infections surge Indonesia is desperate to stop the spread. We need screening to be done quickly to prevent people getting infected. Indonesia has now granted a distribution permit to roll out thousands of breathalyzers in weeks to increase mass testing at hospitals, airports, and public places. In the right place ten thousand genose units can test 1.2 million people a day that is the highest testing rate in the world. The science I think does back it up. The question is how well it can distinguish covert from other lung infections for example. Despite around 740.000 infections so far and 22.000 deaths. Indonesia has one of the lowest testing rates in the world and struggles to meet the WHO minimum recommendation of 1.000 tests a week for every 1 million people. Here we're comparing testing that might not be as accurate as the PCR but it's absolutely better than nothing. Similar devices are being developed in several countries including in Australia, the UK, and Singapore.1. How to detect it by using that simple device?
2. How long can someone be known that being infected by using the device?
3. How can a person be read to get infected from a coronavirus by this device?
4. What is the advantage using this device compared to using PCR?

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Itu terlihat seperti breathalyzer pinggir jalan yang khas tapi bukan alkohol. Ini tes untuk Covid-19. Perangkat sederhana yang dikembangkan oleh ilmuwan Indonesia ini bekerja seperti hidung elektronik. Ia dapat mencium bau virus corona dalam napas dan mendeteksi infeksi dalam waktu kurang dari dua menit. .sensor dapat membaca pola yang berbeda dari positif dan negatif terselubung. Tes tunggal dapat dilakukan dalam 80 detik jauh lebih cepat daripada tes PCR standar yang dapat memakan waktu berhari-hari untuk hasil yang kecepatannya mengorbankan akurasi tetapi karena lonjakan infeksi, Indonesia putus asa untuk menghentikan penyebarannya. .kita perlu skrining untuk dilakukan dengan cepat untuk mencegah orang terinfeksi. Indonesia kini telah memberikan izin distribusi untuk menggelar ribuan breathalyzer dalam beberapa minggu untuk meningkatkan pengujian massal di rumah sakit, bandara, dan tempat-tempat umum. .di tempat yang tepat sepuluh ribu unit genosa dapat menguji 1,2 juta orang per hari yang merupakan tingkat pengujian tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan yang menurut saya mendukungnya. Pertanyaannya adalah seberapa baik dapat membedakan rahasia dari infeksi paru-paru lainnya misalnya. .meskipun sekitar 740.000 infeksi sejauh ini dan 22.000 kematian. Indonesia memiliki salah satu tingkat pengujian terendah di dunia dan berjuang untuk memenuhi rekomendasi minimum WHO dari 1.000 tes seminggu untuk setiap 1 juta orang. .di sini kami membandingkan pengujian yang mungkin tidak seakurat PCR tetapi ini benar-benar lebih baik daripada tidak sama sekali. Perangkat serupa sedang dikembangkan di beberapa negara termasuk di Australia, Inggris, dan Singapura.

.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh jroratna0101 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 27 Jan 22