Tuliskan tiga contoh ketergantungan manusia kepada allah

Berikut ini adalah pertanyaan dari seagimy8343 pada mata pelajaran Ujian Nasional untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Tuliskan tiga contoh ketergantungan manusia kepada allah

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

1. Kesadaran akan diri dan dorongan untuk mengasihi diri dengan benar adalah suatu karunia Tuhan yang baik. Tetapi dalam kehidupan banyak orang kita melihat ini telah diselewengkan dalam suatu kehidupan yang egosentris. Perhatian dan cinta diri telah menjadi begitu berlebihan sehingga menjadi kecenderungan yang destruktif dalam diri mereka. Mereka begitu memikirkan diri sendiri, mementingkan diri sendiri, hidup hanya untuk diri sendiri sampai rela mengorbankan orang lain. Akhirnya mereka terjebak dalam penjara egosentris mereka diri. Mereka tidak mengerti bahwa menjadikan diri sebagai fokus dan tujuan adalah jalan menuju ketidakbahagiaan dan kehancuran. Manusia telah diciptakan oleh Tuhan untuk mencapai pemenuhan dan makna hidupnya bukan di dalam dirinya tetapi di luar dirinya, yaitu di dalam Sesuatu yang lebih besar dari dirinya, yaitu Tuhan.

Jika dalam suatu keluarga setiap orang hanya memikirkan diri sendiri, pasti semuanya akan menderita; ketika suatu masyarakat setiap orang hanya memikirkan keuntungannya sendiri, walaupun yang kuat untuk sementara akan lebih nyaman, tetapi pada akhirnya semuanya akan hancur. Inilah gambaran masyarakat Indonesia. Hidup yang saling mengasihi akan menolong semuanya untuk lebih berbahagia, bahkan di tengah-tengah penderitaan mereka.

Dalam novel Silas Marner, dikisahkan perubahan yang dialami oleh seorang yang hidup tanpa kasih dan persekutuan dengan orang lain menjadi salah seorang yang paling berbahagia, ketika ia mulai mengalihkan perhatiannya dari diri kepada orang lain. Silas Marner pindah ke suatu desa, dengan menyimpan kepahitan karena pengkhiatan temannya dan fitnahan kecurangan. Karena itu, ia menjauhi pergaulan dengan orang lain, dan hanya sibuk bekerja mengumpulkan uang. Suatu hari, uangnya ludes dicuri orang. Di tengah kesedihannya itu, ia menemukan seorang bayi perempuan mungil yang ditinggal mati oleh ibunya saat dalam perjalanan bersalju di dekat rumahnya. Silas memungut anak tersebut dan merawatnya hingga dewasa. Bayi itulah yang membuka interaksi Silas dengan penduduk desa itu. Ibu-ibu mengajari dia cara merawat bayi, memberikan baju bekas untuk si bayi, dan mulai berteman dan pergi ke gereja. Sejak itu, ia merasa sangat bahagia, walaupun kehilangan seluruh uangnya, tetapi kini ia memiliki sesuatu yang lebih berharga, yaitu Eppi, anak angkatnya. Setelah dewasa, ayah kandung Eppi yang kaya memperkenalkan diri dan meminta Eppi untuk tinggal bersamanya, tetapi Eppi memilih untuk tinggal bersama orang tua angkatnya yang telah menyelamatkan dan mengasihi dengan tulus.

Kehidupan Silas Marner yang suram dan pahit diubah menjadi penuh arti dan kebahagiaan karena ia mengasihi orang lain. Ketika kita mengasihi dan menolong orang lain, bukan dia saja yang mendapat berkat, tetapi kita sendiri juga diberkati. Ketika menolong orang lain, tanpa disadari kita sedang menolong diri kita sendiri. Pengalaman Sadhu Sundar Singh yang ketika menolong orang yang sedang kedinginan di bawah hujan salju justru menyelamatkan dirinya sendiri. Kita tidak dapat hidup sendiri, kita memerlukan orang lain, tetapi di atas semuanya kita memerlukan Tuhan.

2. Orang yang betul-betul memikirkan kebaikan bagi dirinya dengan benar, pasti akan datang kepada Tuhan. Karena sebagai mahluk yang begitu kecil di tengah alam semesta yang begitu dahsyat dengan kuasa destruktifnya, kita membutuhkan Pribadi yang memiliki kuasa tertinggi untuk menopang hidup kita. Adalah suatu kekacauan dalam diri kita, jika kita yang menginginkan hidup yang bahagia justru menolak Tuhan. Masyarakat masa kini yang telah melihat dampak-dampak buruk modernisme sadar bahwa mereka membutuhkan suatu kuasa ilahi di atas diri mereka untuk mengisi hati mereka yang kosong. Dalam masyarakat postmodern kita melihat kesadaran akan pentingnya spiritualitas, dan maraknya kegiatan keagamaan.

3. Tetapi apakah itu berarti orang sudah menemukan Allah sejati? Belum tentu! Karena ketika orang datang kepada Tuhan ia mungkin mencari Dia dengan sikap yang salah ini:

(i) Ia mencari Allah yang dapat ia manipulasi / peralat. Ia percaya kepada Tuhan karena ada maunya, yaitu untuk mendapatkan uang, kesehatan, kekasih, kesejahteraan dan lain-lain yang umunya bersifat kedagingan. Dan Allah tidak pernah dengan sungguh-sungguh diakui sebagai Pribadi tertinggi yang berdaulat atau berotoritas penuh atas hidupnya. Allah sejati pasti tak mau diperlakukan demikian. Ia menghendaki kasih yang tulus dari umatNya. Inilah rahasia rohani yang besar. Ayub adalah bukti masih adanya umat Tuhan yang mau mengasihi dan mengabdi kepada Tuhan bukan karena berkat-berkat Tuhan. Dengan demikian, Iblis telah dipermalukan. Allah sendiri telah memberi kepada kita teladan mengenai mengasihi tanpa syarat.

Penjelasan:

terima kasih

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh harryluckyyang2013 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 12 Jun 22