Penjelasan:

Teks 1

Buku Sokola Rimba karya Butet Manurung memiliki inkonsistensi dalam penulisan huruf miring dan tidak miring. Tipo atau kesalahan tulis juga terdapat dalam buku ini. Buku ini juga memiliki kesalahan pemenggalan, seperti kata ranting dipenggal menjadi rant-ing, kata orang dipenggal menjadi or-rang, dan lain-lain. Selain itu, buku ini juga terdapat penggunaan kata tidak baku, yaitu resiko yang seharusnya ditulis risiko.

Teks 2

Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka memiliki banyak amanat, terutama dalam ranah budaya. Alur ceritanya sangat mudah dipahami sehingga pembaca dapat menikmati novel tersebut. Cerita dalam novel ini sangat menyentuh hati para pembaca. Selain itu, novel ini mengajarkan untuk bersabar dalam menjalani kehidupan.

(Diadaptasi dari kompasiana.com pada 03 Mei 2021)

Perbedaan yang terdapat dalam kedua teks di atas adalah ...

Teks 1 berisi kelebihan buku Sokola Rimba, seperti memiliki inkonsistensi penulisan huruf miring dan tidak miring.

Teks 2 berisi kelebihan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, seperti memiliki banyak amanat.space

Teks 1 berisi kekurangan buku Sokola Rimba, seperti terdapat kesalahan tulis atau tipo.

Teks 2 berisi kelebihan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, seperti alur ceritanya sulit dipahami pembaca.space

Teks 1 berisi kekurangan buku Sokola Rimba, seperti memiliki inkonsistensi penulisan huruf miring dan tidak miring.

Teks 2 berisi kelebihan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, seperti memiliki amanat untuk bersabar dalam menjalani kehidupan.

Teks 1 berisi kelebihan buku Sokola Rimba, seperti terdapat penggunaan kata tidak baku.

Teks 2 berisi kekurangan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, seperti alur cerita yang mudah dipahami pembaca.space