di pinggir sungai monyet dan kelinci sedang duduk sambil mendengarkan

Berikut ini adalah pertanyaan dari titaserilestari23 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Di pinggir sungai monyet dan kelinci sedang duduk sambil mendengarkan cerita masing-masing. kelinci suka mendengarkan cerita monyet tapi satu hal kelinci merasa terganggu dengan gerakan menggaruk monyet. Monyet pun juga menyukai cerita kelinci tapi satu hal monyet merasa terganggu dengan gerakan mengendus kelinci.kenapa monyet suka menggaruk?
kenapa kelinci suka mengendus? ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

monyet menggaruk merasakan kulitnya yang sangat gatal, ia ingin menggaruk dagunya, dan lengan kiri dan kanan nya pun angat terasa gatal.

Begitu pun halnya, si kelinci Sebenarnya Ia ingin sekali mengendus-enduskan hidungnya, ingin sekali menggerakan kupingnya.

Penjelasan:

monyet itu sama, dia tidak akan pernah menggaruk lagi.

Singkat cerita, keesokan harinya mereka berdua bertemu lagi di tepi sungai tempat mereka biasa bertemu. Mereka berdua dalam misi menantang yang sulit, monyet tidak boleh menggaruk lagi, kelinci juga tidak boleh mengendus, atau menggerakkan hidung dan telinganya.

Akhirnya sesuai dengan hasil janji mereka, kelinci dan kera hanya duduk diam. monyet itu tetap diam tapi dia menahan ingin menggaruk merasa kulitnya sangat gatal, dia ingin menggaruk dagunya, dan lengan kiri dan kanannya juga sangat gatal. Namun kera itu tetap berusaha bertahan dan tetap diam.

Demikian pula, kelinci berusaha melawan kebiasaan buruknya. Dia benar-benar ingin mengendus hidungnya, ingin menggerakkan telinganya, tetapi dia sepertinya masih duduk diam.

"Monyet, aku punya ide. Kita sudah lama duduk diam di sini, dan aku juga mulai bosan. Bagaimana kalau kita mengobrol dan bercerita untuk menghabiskan waktu." Kata kelinci

“Itu ide yang sangat bagus kelinci, tolong kamu kelinci ceritakan dulu” kata monyet

Kelinci mulai bercerita. “Monyet, kemarin aku datang ke sini untuk menemuimu, aku mencium bau seperti ada singa di balik rerumputan. Jadi, aku mengendus-endus udara, tetapi singa itu tidak ada di sana. Tapi aku tidak yakin tidak ada siapa pun di balik rerumputan. singa, Nah untuk memastikan saya menggerakkan hidung saya beberapa kali, tetapi tidak ada bau singa di sana. Kemudian saya menggerakkan telinga saya ke kiri dan ke kanan untuk mendengarkan, tetapi tidak ada singa di sana. Dan akhirnya saya yakin bahwa di belakang Tidak ada singa di rerumputan. Maka aku akan datang ke sini untuk menemuimu, temanku.”

Simonyet juga mendengarkan cerita kelinci yang bercerita sambil menggerakkan hidung dan telinganya.

Kemudian monyet itu mulai bercerita. “Temanku, kemarin juga sama. Ketika aku akan bertemu denganmu di sini di tengah jalan, aku menemukan beberapa anak, mereka sangat bodoh bagiku kelinci. Pertama salah satu dari mereka melemparkan kelapa dan memukul kepalaku tepat di sini, dan Kakak yang satunya melemparkan batok kelapa dan tepat sekali mengenai daguku disini kelinci Dan kedua gadis itu melemparkanku dengan batok kelapa juga tepat mengenai tangan kiri dan tangan kananku Lalu aku pun berlari secepat mungkin ke sungai ini untuk menemuimu teman."

Sikelinci pun menyimak dan melihat gerak-gerik kera sambil bercerita. Dan rusa tertawa dan terkikik, dan monyet tertawa terbahak-bahak. Faktanya, kelinci tahu apa yang dilakukan monyet, dan sebaliknya monyet juga tahu apa yang dilakukan kelinci.

"yes...yes..yes monkey, cerita kamu bagus banget monyet. Tapi kamu kalah di pertandingan ini monyet, gara-gara kamu mencakar saat bercerita." kata Sikelinci

"Ya kelinci, ceritamu juga kelinci yang sangat bagus. Tapi ketika kamu menceritakannya, kamu mengendus dan menggerakkan telingamu." monyet menjawab

“Kurasa tidak ada yang bisa menghilangkan kebiasaan buruk kita. Karena aku sendiri tidak bisa menghilangkan kebiasaan ini” kata kelinci sambil mengendus dan menggerakkan telinganya.

"Aku kelinci yang sama, aku tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruk ini." Kata kera sambil menggaruk-garuk kepala, dagu dan menggaruk tangan kanan dan kirinya.

Akhirnya mereka berdua sepakat, bahwa kebiasaan buruk mereka sama-sama sulit dihilangkan. dan mereka juga sepakat untuk tidak merasa terganggu dengan kebiasaan masing-masing.

Pesan moral dari cerpen ini adalah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan kita sebagai makhluk sosial harus bisa menerima kekurangan orang lain dan tidak memaksakan kehendak kita.

begitulah cerita nya semoga pesan moral nya bisa kita ambil dan maksudnya kita tidak boleh menghina orang punya kelebihan dan kekurangan

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh rahmayani2006y dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 26 May 22