pemimpin di lingkungan ku

Termenung Pak Welly memandang brosur di hadapannya. Lomba Pideto Anak bertema "Bersatu untuk Moju' begitu tertulis podo judul brosur Beliau berpikir keras. Ingin sekali la mengirim Sudin untuk ikut lombo yang akan diselenggarakan di kota. Tetapi, dari mana dananya?

Pak Welly, Kepala Sekolah Dasar Cemara di pelosok Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Beliau lahir di Labuha, Maluku Utara. Setelah lulus pendidikan guru ia pergi merantau ke tanah Jawa untuk mempraktikkan ilmunya. Di sekolah ini, muridnya juga berasal dari berbagai daerah.

Pak Welly senang melihat interaksi antara murid-muridnya. Mereka belajar dan bermain bersama, tanpa mempersoalkan asal-usul. Semua unik, baik karakter maupun kecerdasannya.

Salah satu murid Pak Welly bernama Sudin. Sudin adalah penduduk asli di desa itu, la suka membaca, percaya diri, dan komunikatil. Pak Welly ingin Sudin memperoleh pengalaman berharga melalui lomba pidato.

Sambil berpikir cara memperoleh dana, Pak Welly mendaftarkan Sudin sebagai peserta lomba. la sendiri yang turun tangan melatih Sudin tiap usal sekolah. Semakin mendekati hari perlombaan, Pak Welly risau. "Andai saja gajiku cukup untuk mendanal Sudin ke kota", pikimya.

Hinggo suatu sore, terlintas ide di benaknya. Dipandangnya kebun pisang di belakang sekolah. Hampir semua tanaman pisang sudah berbuah dan siap panen. Esok paginya Pak Welly membicarakan idenya dengan para gunu. Mereka bermusyawarah mewujudkan ide Pak Welly. Setelah dicapaikesepakatan, Pok wely mengerahkan guli, perpiga telah, serta murid kelas 5 dan 6. Mereka bergotong yang memanen pisang. Kemudian, di hari Senin pagi, Pak Welly mengundang pejabat setempat untuk hadir pada upacaro bendera Bapak Bupoti, Bopok Comat, Bopok Lurah, Kepala Dinas Pendidikan, serta Ketua RW dan Ketua RT dimintanya datang. Apa yang direncanakan Pak Welly?

Ruponya Fok Welly ingin menyelenggarakan lelang pisang di sekolah, Murid kelas 5 dan 6 sudah dilatihnya untuk menjadi petugos lelong. Siopo calon pembelinya? Pembelinya adalah para bapak dan ibu pejabat doemoh yang hari itu diundang datang ke sekolah.

Sebelumn lelang dimulai, Pok Welly menyampaikan bahwa uang yang diperoleh dari hasil lelang pada hari itu akan digunakan untuk mengirim Sudin mengikuti lomba pidato di kota. Para pejabat yang hadir merosa kogum dan terharu menyaksikan usaha Pak Welly, song kepala sekolah dori timur negeri. Tekad dan usahanya mendukung kemajuan muridnya sungguh menyentuh hati. Dalam sekejap pisang-pisang habis dilelang. Dana yang terkumpul lebih dari cukup untuk memberangkatkan Sudin. Semua orang bersatu padu membantu Pak Welly mewujudkan harapannya.Didampingi Pak Seto, guru kelasnya, Sudin pun berangkat ke kota. Tak ter kira bangga dan syukumya Sudin. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, dia berusaha tampil sebaik-baiknya. Soat pengumuman hasil lomba, ternyata Sudin berhasil mempersembahkan piala juara pertama lomba pidato untuk sekolahnya. Tak sia-sia usaha Pak Welly dan teman-teman sekolah Sudin

Terbukti benar tekod Pak Welly. Kita tak perlu rogu untuk moju. Selalu ada jalan ketika kita menggalang persatuan untuk mewujudkan mimpi dan haropan.