LETUSAN Gunung Semeru pada Sabtu 4 Desember 2021 menghasilkan gumpalan

Berikut ini adalah pertanyaan dari boyshencheng pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

LETUSAN Gunung Semeru pada Sabtu 4 Desember 2021 menghasilkan gumpalan abu yang mencapai ketinggian 15 km ke atmosfer bersama dengan aliran piroklastik panas, berupa awan padat lava, abu, dan gas yang bergerak cepat. Semburan lumpur vulkanik yang disebut lahar juga berjatuhan menuruni lereng curam di sekitar gunung. Abu tebal menyelimuti desa-desa terdekat dan membuat beberapa daerah gelap gulita. Beberapa desa tertimbun material vulkanik dan puing-puing setinggi 4 meter, lebih dari 3.000 bangunan rusak, dan Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang dengan Malang, ambruk. Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) melaporkan aliran piroklastik selanjutnya menuruni lereng gunung dan gumpalan abu mencapai 4,5 km di atas puncaknya. Ada juga laporan aliran lava di kawah puncak.Gunung Semeru adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Jawa, dengan aktivitas. yang berlangsung selama 74 tahun dalam 80 tahun terakhir. Fase letusan gunung berapi saat ini dimulai pada tahun 2014, dengan seringnya emisi gumpalan abu hingga ratusan meter di atas kawah, aliran piroklastik, dan longsoran lava pijar. Namun, letusan pada Sabtu 4 Desember 2021, secara tak terduga, jauh lebih besar daripada latar belakang aktivitas yang sedang berlangsung. Dikutip dari laman phys.org, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eko Budi Lelono mengatakan, badai petir dan hujan terus-menerus telah mengikis sebagian kubah lava gunung tersebut sehingga menyumbat lava yang memadat di puncak. Hal ini menyebabkan kubah runtuh, dan memicu letusan. Runtuhnya kubah lava adalah pemicu umum letusan gunung berapi, dan telah menjadi penyebab beberapa letusan paling mematikan dalam sejarah. Kubah lava terkadang runtuh karena beratnya sendiri saat tumbuh, atau bisa melemah karena kondisi cuaca eksternal, seperti yang terjadi di Gunung Semeru. Fakta bahwa letusan Gunung Semeru dipicu oleh faktor eksternal, bukan kondisi di dalam gunung berapi, akan membuat lebih sulit untuk diperkirakan. Pemantauan gunung berapi biasanya bergantung pada tanda-tanda peningkatan aktivitas di dalam gunung berapi. Peningkatan aktivitas gempa bisa menjadi tanda bahwa magma bergerak di bawah tanah. Tanda peringatan lainnya adalah perubahan suhu atau jenis gas yang dipancarkan. Terkadang, perubahan kecil dalam bentuk gunung berapi atau kubah lava dapat dideteksi di tanah atau dari satelit. Gunung berapi aktif dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia (CVGHM). Aktivitas erupsi ditandai dengan erupsi simbol gunung Merapi (oranye) dan Gunung Semeru (kuning) di Jawa. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menjelaskan, ke depan masih terdapat potensi bahaya awan panas guguran (APG) banjir lahar dingin. Oleh karena itu Badan Geologi masih terus melakukan pengamatan terhadap aktivitas Gunungapi Semeru selama 24 jam setiap harinya. "Potensi terjadinya APG masih ada, tetapi kami sulit untuk menentukan waktu terjadinya Untuk itu kami melakukan monitoring, jadi ketika menjelang APG terjadi, kami memiliki alat-alat yang dapat mencatat getaran-getaran. Setelah alat tersebut mencatat getaran segera kami sampaikan melalui grup WhatsApp untuk segera disebarluaskan kepada masyarakat," katanya dalam siaran pers yang dikutip dari laman esdm.go.id pada 6 Desember 2021. Selain itu, juga ada potensi bahaya banjir lahar, karena di daerah hulu atau bagian puncak gunung masih ada material hasil erupsi dengan volume yang cukup banyak Utamanya adalah pada bukaan kawah yang mengarah ke bagian selatan dan tenggara, di antaranya melalui sungai Besuki-Kobokan Sehingga apabila dengan curah hujan yang saat ini masih cukup tinggi, sesual laporan dari Kepala BMKG tadi, tentunya potensi lahar juga masih tinggi" ujarnya.Dengan berdiskusi kelompok, identifikasilah informasi teks tersebut dengan menjawab pertanyaan berikut!
a. Apa topik teks tersebut?
b. Fenomena apa saja yang diuraikan dalam teks tersebut?
c. Bagaimana gambaran umum isi teks tersebut?
d. Manakah yang merupakan fakta dari teks tersebut?
e. Mengapa teks bertopik "Sejarah Kabupaten Jepara" disebut teks Eksplanasi? f. Apa yang dimaksud dengan teks Eksplanasi?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

A. gunung semeru meletus

B.Runtuhnya kubah lava adalah pemicu umum letusan gunung berapi, dan telah menjadi penyebab beberapa letusan paling mematikan dalam sejarah. Kubah lava terkadang runtuh karena beratnya sendiri saat tumbuh, atau bisa melemah karena kondisi cuaca eksternal, seperti yang terjadi di Gunung Semeru.

C.LETUSAN Gunung Semeru pada Sabtu 4 Desember 2021 menghasilkan gumpalan abu yang mencapai ketinggian 15 km ke atmosfer bersama dengan aliran piroklastik panas, berupa awan padat lava, abu, dan gas yang bergerak cepat. Semburan lumpur vulkanik yang disebut lahar juga berjatuhan menuruni lereng curam di sekitar gunung. Abu tebal menyelimuti desa-desa terdekat dan membuat beberapa daerah gelap gulita. Beberapa desa tertimbun material vulkanik dan puing-puing setinggi 4 meter, lebih dari 3.000 bangunan rusak

D.Terkadang, perubahan kecil dalam bentuk gunung berapi atau kubah lava dapat dideteksi di tanah atau dari satelit. Gunung berapi aktif dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia (CVGHM).

E.Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan mengenai proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam maupun peristiwa sosial

BRAINLIEST ANSWER YA :V

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ayonpermana27 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 28 Apr 22