Jawaban:

senja di bawah teras rumah

Penjelasan:

sore ini langit nampak berbeda, ia nampak lebih tenang dan diam, tapi berbeda dengan ku, di bawah teras rumah aku dan bapak bercakap dalam kemelut kebingungan, bulan depan aku akan lulus SMA dan aku sangat ingin berkuliah di universitas yang kudambakan, namun aku sadar, keluarga ku adalah keluarga tak mampu, makan sehari dua kali pun kami bersyukur tiada habisnya apalagi bisa berkuliah

maka dengan seluruh keberanian ku aku bertanya pada bapakku, biarlah jika aku ditolak, setidaknya aku berani bicara

"pak kira kira kalo aku kuliah gmn?" tanyaku dengan wajah tertunduk tak berani melihat wajah bapak

"nak, maafin bapak ya" jawab bapakku

seketika hatiku terasa sakit, aku sudah mengira akan ditolak tapi tak kusangka akan sesakit ini, aku tidak membenci bapakku sama sekali, aku tahu seberapa keras bapakku berusaha untuk menyekolahkan ku, tapi takdir memang berkata lain

"maafkan bapak nak, andai dulu bapak sekolah tinggi, andai bapak dulu bekerja lebih keras, pasti kamu bisa kuliah saat ini" ucap bapak menahan tangis

"tak apa pak, aku tidak masalah jika tidak harus kuliah, tapi aku punya satu permintaan pak, dan kumohon bapak mau mengabulkan nya" ucapku sembari mengangkat kepala ku, memberanikan diri menatap bapakku, kulihat leher bapakku basah oleh air mata, sementara giginya menggigit bibirnya agar Suara tangisan itu tidak keluar dari mulutnya

"apa permintaan mu nak?" tanya bapak lirih masih dengan posisi yang sama

"aku ingin adik adik ku nanti bisa kuliah pak, aku akan bekerja keras, begitu pula bapak, agar adik adik ku nanti bisa kuliah tak seperti diriku, berjanjilah bahwa adik adik ku nanti akan kuliah pak"

mendengar permintaan ku bapak menatap mataku ia tak kuasa lagi menahan tangisnya

sore ini di saksikan oleh tuhan dan senja yang indah, sebuah harapan telah dipatahkan oleh keadaan, dan di sore ini pula disaksikan tuhan dan senja, tumbuh sebuah harapan baru