Fabel adalah cerita dengan tokoh utama hewan yang kehidupannya seperti manusia. Tujuan penulisan fabel adalah untuk menyampaikan amanat dan nasihat kepada pembacanya.

Pembahasan

Di suatu sore yang cerah dan berangin, laba-laba berdendang riang sambil merajut jaringnya. Tak jauh dari sana, tiga ekor nyamuk muda memperhatikan jaring laba-laba yang berkilau germerlap karena angin dan berkas sinar matahari sore.

Nyamuk 1: Tuan, apakah itu rumahmu?

Namun, laba-laba tidak menyahut. Para nyamuk berpikir pasti itu karena suaranya yang terlalu kecil. Jadi mereka terbang mendekat. Tetapi nyamuk 3 berusaha menghalang-halangi mereka.

Nyamuk 3: Tuan itu sepertinya berbahaya. Ibu bilang kita tidak boleh sembarangan masuk ke rumah orang asing!

Nyamuk 1: Ah, diamlah. Kamu itu sangat penakut-

Nyamuk 2: Tuaaan, apakah itu rumahmu?

Kali ini laba-laba seperti terkejut. Dia menoleh kepada para nyamuk kecil.

Tuan laba-laba: Oh, benar sekali, anak muda!

Nyamuk 1: Woah! Kalau begitu rumahmu indah sekali!

Nyamuk 2: Benar! Aku mau punya rumah seperti punyamu, Tuan!

Tuan laba-laba: Masuklah ke rumahku yang sederhana ini jika kau mau.

Nyamuk 3: Teman-teman, sebaiknya kita pulang saja.

Namun dua nyamuk yang penasaran langsung hinggap persis ke tengah-tengah jaring yang berkilau. Sementara, nyamuk 3 terbang mengitari jaring yang berkilau itu dengan curiga.

Nyamuk 1: Ah, bantu aku! Kakiku terperangkap!

Nyamuk 2: Tolooong!

Nyamuk 3: Apa kubilang. Hei, Tuan! Lepaskan mereka!

Laba-laba: Hahaha! Kalian akan jadi makan malamku!

Dua nyamuk menangis panik karena tidak mau dimakan. Tuan laba-laba tertawa girang lalu melanjutkan jalinan sarangnya. Nyamuk 3 panik tidak tahu harus berbuat apa untuk membantu temannya. Tiba-tiba, ada suara berbisik dari balik pohon. Ternyata itu adalah seekor ulat pohon.

Ulat: Aku tahu siapa yang bisa membantu teman-temanmu.

Nyamuk 3: Siapa dia? Tolong, segera katakan!

Ulat: Pergilah ke mata air dan cari kawanan kolibri.

Nyamuk 3: Bagaimana kalau mereka tidak mau membantu?

Ulat: Katakanlah kamu tahu lokasi sarang laba-laba. Niscaya dia pasti ikut.

Maka berangkatlah nyamuk 3 menuju mata air. Sesampainya di sana, dia menemukan sepasa g kolibri sedang bersantai di tepi air.

Nyamuk 3: Tuan dan Nyonya Kolibri, tolong! Kedua teman saya terjebak di sarang laba-laba.

Nyonya Kolibri: Lalu? Kami sedang bersantai.

Tuan Kolibri: Hus. Jangan begitu kepada tamu.

Nyamuk 3: Dia akan memakan teman-teman saya! Tolonglah kami!

Tuan Kolibri: Apa lokasinya jauh?

Nyonya Kolibri: Seakan-akan aku akan mengizinkanmu pergi saja. Pergi sana, nyamuk kecil! Kami sudah kekenyangan sehabis berburu. Aku ingin menghabiskan waktu dengan pasanganku.

Nyamuk 3: Tapi ....

Tuan Kolibri: Jangan egois. Aku akan pergi membantu anak ini.

Maka, meskipun diomeli istrinya, Tuan Kolibri tetap berangkat sambil membawa nyamuk di atas kepalanya. Sesampainya di rumah laba-laba, Tuan Kolibri mematuk dan menelan laba-laba dengan paruhnya. Kemudian tubuh besarnya menabrak sarang hingga hancur. Kedua teman si nyamuk sekarang terbebas dari sarang. Para nyamuk sadar telah bertindak sembarangan dan berjanji tidak akan ceroboh lagi.