Jawaban:

Identifikasi fenomena:

Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunung berapi aktif yang berada di Indonesia. Gunung ini terletak di Selat Sunda dan merupakan sisa dari letusan dahsyat Gunung Krakatau yang terjadi pada abad 18. Hingga kini, gunung tersebut masih tetap aktif. Salah satu bukti aktifnya Gunung Anak Krakatau terjadi pada akhir tahun 2018 kemarin. Kala itu, erupsi Gunung Anak Krakatau mengakibatkan tsunami yang merenggut nyawa ratusan orang dan melukai ratusan hingga ribuan orang di wilayah pesisir Banten dan Lampung.

Deretan penjelas:

Peristiwa meletusnya atau erupsi gunung berapi selalu merupakan hal yang menarik untuk dipelajari, terutama dari segi geologi dan kebencanaan. Gunung berapi merupakan salah satu fenomena geologi yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan tampilan luarnya yang cenderung pasif, jauh di dalam sebuah gunung berapi terdapat dapur magma. Seperti namanya, dapur magma berisi magma yaitu logam cair dengan suhu mencapai ribuan atau bahkan jutaan derajat Celcius. Magma yang terdapat pada dapur magma gunung berapi terhubung langsung dengan logam cair yang berasal dari dalam mantel bumi. Semakin banyak magma yang terkandung di dalam dapur magma, maka akan terjadi peningkatan tekanan. Pada tingkat normal, dinding gunung berapi akan mencoba menahan peningkatan tekanan ini. Namun, peristiwa kegunungapian yang terus menerus dapat meningkatkan jumlah magma dalam dapur magma hingga menimbulkan tekanan dalam jumlah besar. Jika dinding gunung api tak mampu lagi menahan tekanan ini, potensi erupsi akan muncul. Magma akan mencoba mencari jalan untuk keluar dari gunung berapi. Jika tekanan magma yang mencapai keluar dinding gunung berapi cukup kecil, maka hanya akan terjadi guguran lava.

Namun letusan Gunung Anak Krakatau yang baru-baru ini terjadi tidaklah demikian. Timbunan tekanan dalam jumlah besar akibat cadangan magma dalam perut gunung yang demikian besar pula mengakibatkan terjadinya erupsi dalam skala besar. Erupsi tersebut menyebabkan meluruhnya sebagian besar dinding Gunung Anak Krakatau yang dengan cepat menghantam permukaan laut di sekitarnya dan menyebabkan tsunami.

Simpulan:

Sekali lagi, Gunung Anak Krakatau membuktikan kepada kita bahwa terlepas dari namanya, ia masih bisa membawa bencana dalam jumlah besar dan tak terkirakan. Oleh karena itu, pengawasan secara intensif terhadap status seluruh gunung api di Indonesia harus terus menerus dilakukan agar tak lagi menimbulkan korban dalam jumlah besar.