Sebut saja namanya Dika, dia adalah seorang pelajar SMA yang selalu bersemangat dan antusias mengikuti pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolahnya. Setiap kali masuk ke kelas, ia selalu menyimak dengan seksama setiap materi yang diberikan oleh guru, bahkan ia juga selalu membaca buku-buku tentang Pancasila di perpustakaan sekolah pada waktu luangnya.

Meskipun demikian, Dika merasa bahwa ia belum sepenuhnya memahami makna sebenarnya dari Pancasila. Ia selalu berpikir bahwa hanya dengan menghafal butir-butir Pancasila saja sudah cukup untuk menjadi pelajar yang baik dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Namun, ia sadar bahwa hal itu tidaklah cukup.

Suatu hari, ketika sedang belajar di perpustakaan, Dika bertemu dengan seorang pria tua yang sedang membaca buku tentang Pancasila. Pria tua itu terlihat sangat fokus dan serius membaca buku tersebut, sehingga Dika merasa penasaran dan memutuskan untuk bertanya kepadanya.

"Apa yang sedang Bapak baca, Pak?" tanya Dika.

"Buku tentang Pancasila, Nak," jawab pria tua itu sambil tersenyum.

"Oh, saya juga senang membaca buku tentang Pancasila. Tapi, saya merasa bahwa saya belum sepenuhnya memahami makna sebenarnya dari Pancasila," kata Dika.

"Mungkin karena kau belum merasakan Pancasila, Nak. Pancasila tidak hanya sekedar teori yang harus dihafal, namun harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," kata pria tua itu.

Dika merenung sejenak. Ia menyadari bahwa selama ini ia hanya menghafal teori tentang Pancasila, namun belum pernah benar-benar merasakannya dalam kehidupan sehari-harinya. Sejak saat itu, Dika berusaha untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya, seperti gotong royong, menghormati perbedaan, dan lain sebagainya.

Dengan semangat yang baru, Dika kembali mengikuti pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolahnya. Ia merasa bahwa kini ia lebih memahami makna sebenarnya dari Pancasila dan siap untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya. Dika pun merasa bangga karena sudah menjadi pelajar Pancasila yang sebenarnya.