Berikut ini adalah pertanyaan dari rianaramadhani231 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Carilah resolusi dari teks askara tak bisuAksara Tak Bisu
Bukit itu terlalu sunyi untuk di katakan wajar. Setelah dipersilahkan masuk ke rumah orang tua itu, aku duduk pada kursi di ruang tamu la meraih sebungkus tembakau kasar. Disodorkannya tembakau itu di meja, beserta kertas dolar untuk melinting tembakau. Maafkan saya atas peristiwa tadi, tulis orang tua itu pada secarik kertas. Di bukit ini, kami cukup hati-hati dengan pendatang baru. Apa lagi sedang beredar isu, keberadaan kami di bukit ini tengah dimata-matai oleh penguasa kerajaan ini.
Olberikannya catatan kecil itu kepadaku untuk kubaca. Spontan, setelah membaca catatan kecil pada carikan kertas tersebut, Lalu timbul keinginan dalam benakku, untuk juga menuliskan sesuatu kepada orang tua itu, sekadar untuk mencairkan suasana. Tanpa bertanya terlebih dahulu, aku bermaksud mengambil secarik kertas dari tumpukan kertas yang ada di meja. Namun sebelum aku sempat menyentuh tumpukan kertas itu, orang tua itu malah mencegah diriku. Seperti tahu apa yang kupikirkan, orang tua itu meraih secarik kertas dan menulis:
Bicaralah! Bukankah adik dapat berbicara? Jangan sungkan untuk berbicara. Walaupun saya bisu, saya masih bisa mendengarkan dan mengerti dengan baik bahasa lisan. Angaplah saja adik sedang bercakap-cakap dengan sahabat Adik. Aku jadi serba salah.
"Em...." kucoba menyembunyikan rasa maluku. "Em... maaf, Pak. Saya hanya ingin menunjukkan
rasa hormat serta niat baik saya kepada Anda. Saya pikir.. dengan menulis seperti yang Bapak lakukan,
perbincangan kita akan semakin cair.
Tetapi jika..." tak kuselesaikan kalimatku, saat kulihat ia telah mengangguk-angguk sambil tersenyum maklum.
"Em... tentang kejadian tadi, sebenarnya telah saya lupakan. Lagi pula, saya sama sekali tidak menyalahkan Bapak atas peristiwa tadi. Menurut saya wajar jika Bapak merasa perlu waspada dengan kedatangan orang baru seperti saya. Apa lagi jika memang sedang beredar isu kalau ada mata-mata raja yang hendak memata-matai kehidupan di bukit ini."
Orang tua itu masih memperhatikan aku dengan saksama. Aku jadi sedikit kikuk. "Juga... terima kasih Pak, 'tuk suguhannya," tanganku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.
Tapi, maaf Pak. Saya tak biasa, atau mungkin lebih tepat tak bisa isap lintingan. Terlalu keras. Kretek saja Pak..." aku tersenyum, mengulum rasa malu bercampur segan. Kukeluarkan sebungkus rokok kretek dari saku celanaku, Kembali ia tersenyum padaku.
Sebelum la mulai menulis lagi pada kertas yang sama, la menyodorkan sekotak korek apl kepadaku untuk membakar rokok. Sudah puluhan tahun aku tidak menggunakan pita suaraku. Selama itu pula, semua perasaan, pendapat dan pikiranku kuungkapkan lewat tulisan pada carikan-carikan kertas. Tetapi sekali lagi, Adik tak perlu sungkan untuk berbicara. Saya termasuk generasi yang dapat mendengarkan dan mengerti bahasa lisan dengan baik, tulisnya.
Bukit itu terlalu sunyi untuk di katakan wajar. Setelah dipersilahkan masuk ke rumah orang tua itu, aku duduk pada kursi di ruang tamu la meraih sebungkus tembakau kasar. Disodorkannya tembakau itu di meja, beserta kertas dolar untuk melinting tembakau. Maafkan saya atas peristiwa tadi, tulis orang tua itu pada secarik kertas. Di bukit ini, kami cukup hati-hati dengan pendatang baru. Apa lagi sedang beredar isu, keberadaan kami di bukit ini tengah dimata-matai oleh penguasa kerajaan ini.
Olberikannya catatan kecil itu kepadaku untuk kubaca. Spontan, setelah membaca catatan kecil pada carikan kertas tersebut, Lalu timbul keinginan dalam benakku, untuk juga menuliskan sesuatu kepada orang tua itu, sekadar untuk mencairkan suasana. Tanpa bertanya terlebih dahulu, aku bermaksud mengambil secarik kertas dari tumpukan kertas yang ada di meja. Namun sebelum aku sempat menyentuh tumpukan kertas itu, orang tua itu malah mencegah diriku. Seperti tahu apa yang kupikirkan, orang tua itu meraih secarik kertas dan menulis:
Bicaralah! Bukankah adik dapat berbicara? Jangan sungkan untuk berbicara. Walaupun saya bisu, saya masih bisa mendengarkan dan mengerti dengan baik bahasa lisan. Angaplah saja adik sedang bercakap-cakap dengan sahabat Adik. Aku jadi serba salah.
"Em...." kucoba menyembunyikan rasa maluku. "Em... maaf, Pak. Saya hanya ingin menunjukkan
rasa hormat serta niat baik saya kepada Anda. Saya pikir.. dengan menulis seperti yang Bapak lakukan,
perbincangan kita akan semakin cair.
Tetapi jika..." tak kuselesaikan kalimatku, saat kulihat ia telah mengangguk-angguk sambil tersenyum maklum.
"Em... tentang kejadian tadi, sebenarnya telah saya lupakan. Lagi pula, saya sama sekali tidak menyalahkan Bapak atas peristiwa tadi. Menurut saya wajar jika Bapak merasa perlu waspada dengan kedatangan orang baru seperti saya. Apa lagi jika memang sedang beredar isu kalau ada mata-mata raja yang hendak memata-matai kehidupan di bukit ini."
Orang tua itu masih memperhatikan aku dengan saksama. Aku jadi sedikit kikuk. "Juga... terima kasih Pak, 'tuk suguhannya," tanganku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.
Tapi, maaf Pak. Saya tak biasa, atau mungkin lebih tepat tak bisa isap lintingan. Terlalu keras. Kretek saja Pak..." aku tersenyum, mengulum rasa malu bercampur segan. Kukeluarkan sebungkus rokok kretek dari saku celanaku, Kembali ia tersenyum padaku.
Sebelum la mulai menulis lagi pada kertas yang sama, la menyodorkan sekotak korek apl kepadaku untuk membakar rokok. Sudah puluhan tahun aku tidak menggunakan pita suaraku. Selama itu pula, semua perasaan, pendapat dan pikiranku kuungkapkan lewat tulisan pada carikan-carikan kertas. Tetapi sekali lagi, Adik tak perlu sungkan untuk berbicara. Saya termasuk generasi yang dapat mendengarkan dan mengerti bahasa lisan dengan baik, tulisnya.
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
ini sangat panjang kakak
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh sinar030977 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 28 May 23