AMANAT DARI CERITA TERSEBUT ADALAH?TOLONG BANTU JAWAB




Penokohan:
•Putri
•Adi
•Bambang
•Arif
Sinopsis drama
Suatu hari di saat saat keadilan menjadi kata yang asing. Saat sedang diadakannya ujian kenaikan kelas, Adi dan Bambang duduk sebangku.

Sedangkan, Arif duduk di belakangnya, sementara itu Putri duduk sendiri di samping Arif.


Mata pelajaran yang sedang diujikan adalah bahasa Inggris, semua siswa terlihat kebingungan dan kesusahan untuk menjawab soalnya. Hingga terjadilah percakapan antara Adi, Bambang, Arif ,dan putri

Dialog Drama
Bambang: Di, aku minta jawaban soal nomor 7 sama 8! (sembari melirik ke arah arif)

Adi: D terus A (menoleh sedikit ke arah Bambang)

Adi: Kalau nomor 15 sampai 17, jawabannya apa bam?

Bambang: Bentar, A,D, D jawabannya berurutan.

Arif: Ssstt jangan keras-keras, nanti guru pengawas dengar. (melirik ke arah guru pengawas)

Adi: Udah selesai kamu Rif?

Arif: Belum ini, masih kurang 7 soal. Jawaban nomor 20 punyamu apa?

Adi: Aku belum mengerjakannya, coba tanya Bambang.

Arif: Bam, jawaban nomor 20 apa?

Bambang: Punyaku C, kamu udah mengerjakan soal nomor 9 belum?

Arif: Belum bam.

Mereka saling bertukar jawaban dengan hati-hati agar tidak kepergok dengan guru pengawas.

Tetapi, hal tersebut tidak berlaku dengan Putri. Ia terlihat santai saat mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek teman lainnya.

Bambang: Put, kamu sudah selesai mengerjakan?

Putri: Belum Bam, masih ada 2 soal lagi.

Bambang: Aku minta jawaban nomor 20 sampai 25 Put!

Putri: Tidak bisa Bam.

Bambang: Kenapa tidak bisa? kita kan sahabat jadi harus bekerja sama! (memberikan penekanan dan sedikit mengeraskan suara)

Adi: Iya Put, kita harus saling membantu.

Arif: Iya Put, apalagi kamu yang terpintar di sini.

Putri: Tetapi bukan kerja sama yang seperti ini teman-teman.

Adi: Hanya 5 soal saja, tidak banyak kok!

Putri: Mencontek atau memberikan contekan adalah perbuatan yang buruk. Aku tidak mau mencontek karena hal itu perbuatan dosa

Begitu pula juga aku memberikan contekan kepada kalian. Minta maaf ya teman-teman.

Arif: Tetapi saat ini sedang mendesak Put, kita butuh jawabannya!

Put: Maaf tetap tidak bisa.

Bambang: Ya sudah, biarkan saja. Urus saja urusan dirimu sendiri Put, dan kami akan urus diri kami sendiri. (marah dan kesal)

Adi: Sudah biarkan, kita tengok di buku saja.

Adi kemudian mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam. Ia lalu melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Melihat itu, Hana menanyakan hasilnya.

Arif: Bagaimana Di? Ada tidak jawabannya?

Adi: Ada, kalian dengar baik-baik ya, 20 C 21 A 22 D 23 A 24 D 25 B.

Karena suara Adi yang terdengar cukup keras, Guru pengawas akhirnya mendengarnya dan menghampiri mereka bertiga lalu menyuruh mereka untuk keluar dari kelas.

Pada akhirnya, mereka bertiga mendapat hukuman di lapangan untuk hormat ke tiang bendera. Sembari menjalankan hukuman dari guru, Bambang membuka percakapan.

Bambang: Aku tidak menyangka akan terjadi hingga seperti ini. (berkata dengan bahu yang merosot)

Arif: Aku juga sama, pada akhirnya kita dihukum.

Bambang: Seharusnya kita belajar dari awal saja ya.

Adi: Iya, Bambang benar.

Arif: Di saat seperti ini kita baru menyadari kesalahan kita.

Adi: Aku menjadi menyesal dengan perbuatan kita!

Bambang dan Arif: Aku juga! (kata mereka bersamaan)

Setelah waktu ujian selesai, Putri kemudian keluar kelas dan menghampiri mereka. Ia kemudian ikut berdiri dan hormat seperti yang lainnya.

Adi: Loh, kenapa Put? Kamu juga dihukum?

Putri: Tidak, aku hanya ingin menjalani hukuman kalian juga. Bukankah kita sahabat? Aku ingin bersama kalian.

Arif: Aku berharap hal ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.

Bambang: Dan tentunya tidak akan kita ulangi lagi.

Adi: Kita adalah sahabat sejati!

Pada akhirnya, mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabat mereka dapat mengalahkan keburukan.

​