BUATLAH TEKS ULASAN DARI CERPEN HADIAH TERAKHIR UNTUK IBU...YANG BISA

Berikut ini adalah pertanyaan dari mfnabila3 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

BUATLAH TEKS ULASAN DARI CERPEN HADIAH TERAKHIR UNTUK IBU...YANG BISA JAWAB KU TF SALDO 50K..PLIS ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

jawaban :

CERPEN:

Hadiah Terakhir Untuk Ibu

Namaku Sarah, aku gadis yang begitu menyayangi sosok ibuku. Kini aku hanya hidup bersama ibu, karena ayahku telah pergi meninggalkanku beberapa waktu lalu. Waktu itu perasaanku sangat terpukul sekali karena kepergian ayahku. Kini perasaan yang sama mulai kembali kepadaku. Aku begitu lemas duduk di ruang tunggu UGD, ketika mendengar kabar kalau ibu masuk ke Rumah Sakit. Pikiranku begitu campur aduk karena aku tak ingin kejadian yang dulu kembali terulang lagi kepadaku. Mungkin hanya doa yang bisa aku berikan pada ibu demi kesembuhannya. “Ya Allah sembuhkanlah ibuku, berilah kesehatan kepadanya. Angkatlah semua penyakit yang dideritanya.”

Kira-kira 15 menit berlalu aku masih duduk di ruang tunggu , tiba-tiba aku melihat seseorang menghampiriku. Ternyata beliau adalah Dokter yang menangani ibuku.

“Apa kamu keluarganya? Tanya Dokter itu.

“Iya benar Dok, saya anaknya. Bagaimana keadaan ibu saya Dok?” Tanyaku penuh tanya.

“Alhamdulillah keadaan ibumu sudah mulai membaik, beliau hanya perlu istirahat yang banyak.” Jawabnya dengan tenang.

“Terimakasih Dok, apa saya boleh melihat ibu saya?” Tanyaku lagi.

“Tentu saja, silahkan masuk.” Jawab Dokter itu.

Seketika kutepiskan jauh-jauh semua air mata kesedihanku. Kini semua berganti dengan air mata kebahagiaan.

“Alhamdulillah ya allah, engkau telah memberiku kesempatan berada di sampingnya.” Kataku dalam hati.

Aku bergegas masuk ke ruang 601 tempat di mana ibuku dirawat. Aku duduk di sampingnya dengan menggenggam tangan ibuku dan membelai rambutnya. Kutatap wajahnya yang begitu tenang. Aku teringat saat kepergian ayahku beberapa tahun lalu. Tanpa sengaja aku meneteskan air mata kesedihanku. Air mata yang begitu mengingatkanku akan kesalahanku selama ini. Sejenak aku pun terdiam mengingat ketika ibu masih sehat, saat masih bisa menemani, mamanjakan dan mengajarkanku arti kehidupan.

Beliau bukanlah hanya sosok ibu buatku tetapi ia adalah sosok ayah, teman bahkan segalanya bagiku. Begitu beruntung aku memilikinya. Tiba-tiba fikiranku kembali pada 4 tahun yang lalu. Dimana aku menginjak bangku SMA, disaat itu aku tumbuh menjadi remaja yang nakal. Berbagai kenakalan aku lakukan seperti merokok, berbohong, serta pulang larut malam sudah menjadi rutinitasku. Semua itu membuat kedua orangtuaku khawatir padaku. Tak pernah lelah dan bosan mereka menasihatiku, kesabaran dan perhatiannya begitu mengalir ketika mendidikku. Aku benar-benar tidak tega melihat perjuangan mereka. Banting tulang, bekerja keras siang malam sudah menjadi kebiasaan mereka untuk membesarkanku. Sejak itulah aku mencoba untuk merubah sikapku menjadi lebih baik. Ketika di tengah perubahan itu, musibah menimpaku. Ayahku terserang penyakit jantung kronis dan empat hari kemudian ayahku pergi meeninggalkanku untuk selamanya. Menurut Dokter ayahku terlalu banyak memikirkan beban yang harus ditanggungnya.

Setelah kepergian ayahku membuat beban ibuku menjadi bertambah dua kali lipat. Tubuhnya kini kurus, kulitnya terlihat kusam dan keringat yang bercucuran di dahinya. Tapi tak pernah kudengar sedikit pun keluh kesahnya. Begitu menjadi sosok wanita yang mulia. Tiba-tiba lamunanku harus berakhir ketika seorang Dokter masuk keruangan untuk memeriksa kondisi ibuku lagi.

“Bagaimana keadaan ibu saya Dok?” tanyaku.

“Kamu tenang saja ya, kondisi ibumu sudah stabil.” Jawabnya dengan tenang.

“Kalau begitu bolehkah saya meninggalkan ibu saya sementara?.” Tanyaku lagi.

“Oh tentu saja, tinggalkan saja ibumu. Biarkan perawat yang menjaganya.” Jawab Dokter itu.

Kemudian Dokter meninggalkan ruangan. Aku menghampiri ibu dan mencium lembut keningnya. Sambil ku ucapkan harapanku padanya “cepat sembuh ya bu, aku sangat menyayangimu.”

Keesokan harinya sebelum aku berangkat ke Rumah Sakit, tak sengaja mataku terpandang ke kalendar di sudut dinding kamarku. Ternyata hari ini adalah tanggal 21 Desember. Dan besok merupakan tanggal 22 dimana memperingati hari ibu.

“Aku hampir lupa besok kan hari ibu?.”tanyaku daalam hati.

Aku harus segera membeli sebuah kue kesukaan ibu. Setelah selesai membeli aku melanjutkan perjalananku ke Rumah Sakit. Selama di perjalanan aku tersenyum dan membayangkan betapa senangnya ibu ketika aku hadiahi kue kesukaanya di hari ibu ini. Tak pernah lupa kuselipkan doa senantiasa untuk menjaga dirinya. Seketika di perjalanan aku terjebak macet, akhirnya aku sampai di Rumah sakit pukul 22.30. aku perlahan masuk ke ruangan. Karena lelah akibat perjalanan aku tertidur di samping ibu. Satu jam kemudian aku terbangun dan sedikit terkejut ketika melihat jam di dinding telah menunjukkan pukul 23.30. Aku bergegas menyiapkan kue yang telah kubawa tadi. Perlahan ku tancapkan lilin-lilin di atas kue tart ini.

“Aku berharap kesembuhan untuk penyakitmu dililin yang pertama. Aku berharap kau tahu aku selalu menyayangimu dililin yang kedua. Dililin yang ketiga, aku ingin suatu saat nanti ibu melihat aku berhasil dan sukses

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh srihalawa01 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 29 Apr 23