Jawaban:

Ada sebuah hutan yang indah dan rimbun. Di dalam hutan itu, ada seekor kancil yang cerdik dan lincah. Suatu hari, kancil itu sedang berjalan-jalan di tepi sungai ketika tiba-tiba muncul seekor buaya besar di depannya.

Buaya itu mengancam kancil dengan mengeluarkan gigi-gigi tajamnya dan berkata, "Hai, kancil, aku akan memakanmu untuk makan siangku hari ini!"

Kancil yang cerdik tidak takut dan berkata dengan licik, "Tidak, jangan lakukan itu! Saya adalah teman dari raja hutan, dan jika Anda memakan saya, raja hutan akan sangat marah dan akan membalas dendam."

Buaya itu terkejut mendengar kata-kata kancil. Dia tidak ingin mendapatkan masalah dengan raja hutan, jadi dia bertanya, "Apa yang harus saya lakukan, kancil?"

Kancil yang cerdik dengan cepat memikirkan rencana. Dia berkata, "Anda harus mencoba keberuntungan Anda dengan melompat dari satu tepi sungai ke tepi lainnya. Jika Anda bisa melakukannya, saya akan memberitahu raja hutan tentang keterampilan Anda dan dia akan sangat kagum dengan Anda."

Buaya yang merasa percaya diri dan ingin diakui oleh raja hutan segera setuju untuk mencoba tantangan tersebut. Dia membuka mulutnya lebar-lebar dan melepaskan diri dari dasar sungai. Tapi, begitu dia melompat, kancil yang cerdik dengan cepat melompati punggung buaya dan melompat ke tepi sungai yang lain.

Sementara itu, di tepi sungai lain, singa yang sedang berburu melihat kancil melompat dengan cepat dan bertanya, "Kancil, mengapa kamu begitu terburu-buru?"

Kancil yang cerdik dengan bangga menjawab, "Saya sedang menggoda buaya besar itu! Dia ingin memakan saya, tapi saya menantangnya untuk melompat dari satu tepi sungai ke tepi yang lain. Dia melompat, tetapi saya berhasil melewatinya dan sekarang dia terdampar di tengah sungai!"

Singa yang bijaksana mengangguk mengakui kelicikan kancil dan berkata, "Kancil, kamu memang pintar dan cerdik. Tapi jangan pernah meremehkan musuhmu. Buaya itu mungkin marah dan berbahaya ketika dia berhasil kembali ke tepi sungai."

Kancil menyesali perilakunya dan mengakui kesalahannya. Dia belajar bahwa licik bukanlah cara yang tepat untuk menangani masalah dan harus selalu berhati-hati dalam bertindak terutama ketika bersinggungan dengan musuh yang lebih besar dan kuat