Berikut ini adalah pertanyaan dari rafifsatyaanugrah pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Ruangan hening, kecuali suara napas tersengal-sengal cepat lelaki itu. Tessia mengenali bunyinya dan merasakan perutnya mulas. Ayahnya pernah mengobati seorang lelaki yang tulang- tulang rusuknya patah dan menusuk paru-paru. Dan dia meninggal.Ayah Tessia belum bergerak semenjak memasuki kamar. la berdiri diam, dengan punggung sedikit membungkuk, menatap sosok babak belur di atas tempat tidur. "Ayah," panggil Tessia memberanikan diri.
Dengan tersentak, ayahnya menegakkan tubuh dan berpaling memandangnya. Ketika pandangan mereka bertemu, Tessia merasakan munculnya saling pengertian di antara mereka. Tessia mendapati dirinya menggeleng pelan, lalu menyadari bahwa ayahnya melakukan hal yang sama. Lalu Tessia tersenyum. Pada saat-saat seperti ini, ketika mereka tidak perlu bicara untuk bisa saling memahami, pasti ayahnya bisa melihat bahwa ia ditakdirkan untuk mengikuti jejak ayahnya, bukan?
Ayah Tessia mengernyit, memandang ke bawah, lalu kembali memandang tempat tidur. Dan perasaan kehilangan yang menyakitkan mendadak dirasakan oleh Tessia. Seharusnya ayahnya tersenyum, atau mengangguk, atau memberi semacam isyarat yang menegaskan bahwa mereka akan terus bekerja bersama-sama.
"Aku harus memulihkan keyakinannya,” pikir Tessia. la mengambil tas ayahnya dari . tangan Keron, meletakkannya di meja sempit, lalu membukanya. la mengeluarkan tungku, menyalakannya, dan mengatur nyala apinya. Terdengar langkah kaki di luar kamar. "Kita perlu lebih banyak cahaya,” gumam ayahnya.
Mendadak ruangan dipenuhi cahaya putih menyilaukan. Tessia merunduk ketika sebuah bola cahaya bergerak melintasi kepalanya. la menatap benda itu dan langsung menyesali perbuatannya. Terlalu terang. Ketika ia berpaling, bayangan mengaburkan pandangannya.
"Cukupkah itu?” tanya sebuah suara beraksen aneh. "Terima kasih, Tuan.” Tessia mendengar ayahnya menjadi hormat. Tuan? Tessia merasakan perutnya mengejang. Saat ini hanya ada satu penghuni kediaman yang akan dipanggil seperti itu oleh ayahnya. Tapi kesadaran Tessia diikuti oleh perasaan memberontak. Aku tidak akan menunjukkan rasa takut kepada orang Sachaka ini, pikir Tessia memutuskan. Walaupun kurasa aku tidak akan berisiko gemetar melihat
siapa pun, karena aku tidak bisa melihat dengan jelas. Tessia menggosok-gosok mata. Petak
gelap perlahanlahan memudar ketika matanya memulihkan diri. la memandang ambang pintu
dan menyadari ada dua sosok yang berdiri di sana.
....
3.-Tokoh dan Penokohan=
-Latar=
-Sumber Cerita=
-Keajaiban Tokoh=
-Peristiwa Aneh=
Dengan tersentak, ayahnya menegakkan tubuh dan berpaling memandangnya. Ketika pandangan mereka bertemu, Tessia merasakan munculnya saling pengertian di antara mereka. Tessia mendapati dirinya menggeleng pelan, lalu menyadari bahwa ayahnya melakukan hal yang sama. Lalu Tessia tersenyum. Pada saat-saat seperti ini, ketika mereka tidak perlu bicara untuk bisa saling memahami, pasti ayahnya bisa melihat bahwa ia ditakdirkan untuk mengikuti jejak ayahnya, bukan?
Ayah Tessia mengernyit, memandang ke bawah, lalu kembali memandang tempat tidur. Dan perasaan kehilangan yang menyakitkan mendadak dirasakan oleh Tessia. Seharusnya ayahnya tersenyum, atau mengangguk, atau memberi semacam isyarat yang menegaskan bahwa mereka akan terus bekerja bersama-sama.
"Aku harus memulihkan keyakinannya,” pikir Tessia. la mengambil tas ayahnya dari . tangan Keron, meletakkannya di meja sempit, lalu membukanya. la mengeluarkan tungku, menyalakannya, dan mengatur nyala apinya. Terdengar langkah kaki di luar kamar. "Kita perlu lebih banyak cahaya,” gumam ayahnya.
Mendadak ruangan dipenuhi cahaya putih menyilaukan. Tessia merunduk ketika sebuah bola cahaya bergerak melintasi kepalanya. la menatap benda itu dan langsung menyesali perbuatannya. Terlalu terang. Ketika ia berpaling, bayangan mengaburkan pandangannya.
"Cukupkah itu?” tanya sebuah suara beraksen aneh. "Terima kasih, Tuan.” Tessia mendengar ayahnya menjadi hormat. Tuan? Tessia merasakan perutnya mengejang. Saat ini hanya ada satu penghuni kediaman yang akan dipanggil seperti itu oleh ayahnya. Tapi kesadaran Tessia diikuti oleh perasaan memberontak. Aku tidak akan menunjukkan rasa takut kepada orang Sachaka ini, pikir Tessia memutuskan. Walaupun kurasa aku tidak akan berisiko gemetar melihat
siapa pun, karena aku tidak bisa melihat dengan jelas. Tessia menggosok-gosok mata. Petak
gelap perlahanlahan memudar ketika matanya memulihkan diri. la memandang ambang pintu
dan menyadari ada dua sosok yang berdiri di sana.
....
3.-Tokoh dan Penokohan=
-Latar=
-Sumber Cerita=
-Keajaiban Tokoh=
-Peristiwa Aneh=
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
-TESSIA KALI YAH!
-RUANGAN HENING KALI YAH!
-KAGAK TAU!
-KAGAK TAU!
-SUARA BARAKSEN ANEH,RUANGAN DIPENUHI CAHAYA PUTIH YANG MENYILAUKAN SORRY SALAH!
Penjelasan:
MAAF AKU JAWAB ASAL²AN
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh darsemmayda dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 07 Dec 22