Berikut ini adalah pertanyaan dari qurotunhasannah pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Rumah Air Anton Kurnia Jika hujan singgah, Mamah akan gelisah. Hujan memang anugerah. Pohon-pohon yang kekeringan, daun-daun yang kehausan, dan rumput-rumput yang ranggas akan senang menerima guyuran air segar basah, tapi hujan juga bisa jadi musibah. Air yang melimpah-ruah, tapi tak lancar mengalir bakal menjadi banjir. Rumah kami yang mungil pun dipaksa menjadi rumah air. Sejak Ibu pindah ke Jakarta untuk bekerja agar aku bisa tetap bersekolah tanpa kekurangan biaya, aku tinggal bersama Aki dan Mamah, orang tua almarhum Bapak. Rumah warisan Bapak yang terletak di batas kota-cukup jauh dari tempat tinggalku sekarang-disewakan kepada tetangga yang memerlukan rumah bagi anaknya yang baru menikah. Rumah Aki tidaklah luas. Bangunan sederhana itu hanya punya dua kamar mungil dan halaman depan kecil yang dipenuhi aneka tanaman. Ada pohon jambu air yang ditanam Aki persis bersamaan dengan hari aku dilahirkan dan kini sudah tumbuh tinggi dan sering berbuah. Ada melati yang selalu subur; bunganya wangi dan aromanya selalu membuatku rindu kepada Ibu. Ada bunga cangkok wijayakusuma yang sesekali mekar saat fajar. Ada juga kuping gajah yang berdaun lebar. Rumah itu terletak tak jauh dari sungai yang alirannya membelah kota kámi hingga ke tempat- tempat yang belum pernah kukunjungi. Jika hujan deras dan air sungai meluap, pasti rumah kami menjadi rumah air. Itulah yang kerap membuat Mamah gelisah saat musim hujan tiba. Seumur hidupku yang pendek, rumah Aki bisa jadi rumah termungil dan terburuk yang pernah kuhuni. Namun, kehidupanku di rumah itu adalah salah satu masa terindah dalam ingatanku. Kami mungkin hidup serba terbatas, tapi kami bahagia. Kami saling menyayangi. Aku menemukan kebebasan masa kecil yang membahagiakan dan hidup riang gembira. Semasa Bapak masih ada, aku hidup nyaman di rumah yang bagus, segala keperluar dilayani pembantu, berangkat ke sekolah diantar sopir. Kini aku harus belajar lebih mandir mandi sendiri pada waktunya tanpa harus disuruh, makan seadanya, pergi ke sekolah nai angkot, tapi aku sungguh merasa bahagia di tengah segala keterbatasan ini. Seperti sore-sore musim hujan yang lain, sore itu hujan turun dengan seenaknya. Kotal yang dingin kian terasa dingin. Aku duduk memeluk lutut di atas kursi panjang. Masih kupak celana merah bekas sekolah. Di kursi sebelah, Aki duduk menumpang kaki. Kakinya terbalut saru kotak-kotak biru putih. Rambut putihnya tertutup kopiah hitam. Kami mendengarkan radio yang sedang mengudarakan siaran langsung pertandingan sepak bola. Persib tertinggal 0-1 c PSMS. Di dapur yang terletak persis di samping ruang tempat kami duduk, Mamah ten menggoreng tempe tepung. Mamah pandai sekali membuat tempe tepung yang enak. Mung itu karena racikan bumbunya yang istimewa. Setiap hari Mamah selalu menyajikan tempe tepr Lauk makan yang lain boleh berganti, tapi tempe tepung selalu ada. Kami tak pernah be melahapnya. Siapa pula yang akan bosan menikmati sesuatu yang menyenangkan? Saat Adjat Sudradjat berkelit lincah menggiring bola di rusuk kiri pertahanan lawan mele terkaman Sunardi Batubara dan melepaskan umpan manis ke arah Djadjang Nurdjaman, hali menggelegar mengejutkan kami bertiga. Hujan yang semula turun dengan seenaknya ber leras. Bunyi hujan yang kian lebat ditingkahi deru angin membuat suara penyiar radio tak erdengar. Tapi dari nadanya, sepertinya tadi Djadjang gagal lagi mengoyak jala lawan. pertanyaan: Identifikasilah unsur intrinsik dan ekstrinsik nya!TOLONG YAH MAU DI KUMPUL BESOK SOALNYA
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
rumah air anton Kurnia jika hujan singgah
Penjelasan:
MAAF KALAU SALAH
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh perempuanjuli2021 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 25 Dec 22