Jawaban:

note : jadikan sebagai jawaban terbaik dong kak T_T sebagai balas jasa saya membuat cerpen ini ^-^

Aku, Dian, dan Maya telah berteman sejak kecil. Kami selalu bersama dalam segala situasi, dari masa kecil hingga saat ini, saat kami sudah dewasa. Kami tumbuh bersama, belajar bersama, dan berbagi segalanya. Tidak ada rahasia yang tersembunyi di antara kami. Namun, dalam hatiku terdapat perasaan yang berbeda untuk Maya.

Aku menyukai Maya lebih dari sekadar teman, aku mencintainya. Namun, aku tidak pernah berani mengungkapkan perasaanku karena takut menghancurkan persahabatan kami. Aku hanya bisa menyimpan perasaan itu dalam hati dan menikmati kebersamaan kami sebagai teman.

Saat itu, Maya mulai berpacaran dengan seseorang. Meski hatiku hancur, aku mencoba untuk tetap berpura-pura bahagia dan mendukungnya. Namun, hatiku selalu tersiksa setiap kali melihat mereka bersama. Aku merasa sedih karena aku tidak bisa memiliki hati Maya, dan aku merasa bersalah karena merasa cemburu pada pasangan sahabatku sendiri.

Saat kami sedang berbicara tentang hubungan mereka, Maya tiba-tiba bertanya padaku, "Apa kamu tidak mencintai seseorang, Dian?"

Aku menatapnya dengan sedih, tetapi tidak ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Aku hanya menggelengkan kepala dan berbohong, "Tidak ada siapa-siapa."

Maya terlihat tidak yakin, tetapi ia tidak memaksa aku untuk mengungkapkan perasaanku. Namun, aku bisa merasakan bahwa ia merasa ada sesuatu yang salah. Saat itu aku menyadari bahwa aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku untuk selamanya. Aku harus berbicara dengan Maya tentang perasaanku.

Saat itulah aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku pada Maya. Aku memberitahunya bahwa aku mencintainya lebih dari sekadar teman. Maya terkejut mendengarnya, tetapi ia mengatakan bahwa ia hanya melihatku sebagai sahabat dan tidak lebih dari itu.

Aku merasa hancur karena harapanku pupus. Namun, Maya menenangkanku dan berkata bahwa persahabatan kami masih berarti baginya. Ia berjanji akan tetap bersamaku dan akan selalu ada untukku.

Meski hatiku terluka, aku merasa lega karena akhirnya aku bisa berbicara jujur dengan sahabatku sendiri. Perasaanku yang bertahun-tahun terpendam akhirnya terungkap, dan aku bisa menerima bahwa aku hanya bisa mencintai Maya sebagai sahabat. Kami tetap bersama sebagai sahabat yang baik, dan aku belajar untuk mengendalikan perasaanku dan mencintai Maya dengan cara yang lebih baik.

Aku belajar bahwa cinta tidak selalu harus diungkapkan secara romantis, dan bahwa ada kekuatan besar dalam persahabatan yang tulus. Aku belajar bahwa mencintai seseorang sebagai sahabat bukanlah hal yang salah, dan bahwa menjaga persahabatan itu penting dalam hidup. Dalam kebersamaan kami sebagai sahabat.