JADIKANLAH SEBUAH NASKAH DRAMA!

Berikut ini adalah pertanyaan dari ranchman11 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

JADIKANLAH SEBUAH NASKAH DRAMA!

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Drama adalah sebuah kisah kehidupan manusia yang dijadikan suatu bentuk pertunjukan atau yang dipentaskan berdasarkan naskah.

Pembahasan:

Angin tajam sekali. Kelam menyelimuti teratak doyong itu. Dingin mengempa. Di tengah kemurungan suasana itu, ada hidup di dalam teratak yang ada cahayanya. Teratak itu hanya mempunyai satu ruangan. Tidak ada sekat-sekatnya. Mejanya persis di tengah dengan sebuah kursi panjang bambu.

Di sana, ada sebuah bale-bale juga doyong yang di hampari tikar yang lubang-lubangnya sebesar kepala manusia. Di atas bale-bale itulah, Mbok Kromo mengelon Atun, anaknya yang berumur 5 tahun.

Atun : "Mbok, maem Mbok, maem" (Merengek-rengek)

Mbok Kromo : “Simbok akan bercerita tentang lago ongeng "Joko Kendil"

Atun : "Mbok, Bapak mana?"

Mbok Kromo : "O, Bapak mencari Joko Kendil. Nanti, ia akan pulang membawa kendil yang berisi nasi."

(Atun tersenyum puas mendengar kata nasi digabungkan dengan Joko Kendil, pahlawannya. )

(Kemudian, ia mengerak-gerakkan kakinya sambil bermain-main dengan tetek ibunya yang kendur dan kering itu. )

Atun : "Mbok, maem!"

Mbok Kromo: “Simbok sekarang akan bercerita tentang Timun Mas”

(Mbok Kromo menceritakan dongeng Timun Mas)

Akan tetapi beberapa saat kemudian,

Atun: "Mbok, Bapak mana, Mbok?"

Mbok Kromo : "O, Bapak pergi ke pesta Timun Mas. Nanti ia pulang membawa berkatan nasi kuning dengan nasi-nasi lezat. Daging gule kambing yang penuh lemak; bukan daging keong yang liat dan apak."

Tetapi akhirnya,

Atun : "Mbok, maem Mbok!"

Mbok Kromo: “Simbok sekarang akan bercerita tentang Si Kancil Cerdik yang diterkam oleh harimau”

Pada akhir cerita itu, Atun tertidur.

Desa Padas termasuk daerah yang aman. sebagaimana adat di desa, senantiasa diadakan penjagaan malam juga oleh penduduknya sendiri. Pada jam 12 tengah malam, Simin dan Paidin jaga digardu di sudut desaitu.

Terdengar suara burung kulik-kulik berbunyi sebentar-bentar dengan irama teratur.

Burung Kulik:  "Kulik-kulik, kulik-kulik, kulik-kulik."

Kesunyian sangat menekan ketika burung malam itu berhenti berbunyi.

Simin: "Mari jalan-jalan sebentar," (sambil menyentuh bahu Paidin)

Paidin : "Kalau ada apa-apa kita disalahkan nanti. Bagaimana kalau betul ada maling?"

Simin berpikir sebentar, tangannya bergerak-gerak kosong seolah-olah  mencari senjata.

Simin : "Kalau ada pencuri kita berteriak, "Maling, maling!  sampai orang-orang semua keluar. Kalau sudah kita kejar beramai-ramai,"

Simin dan Paidin berjalan dengan hati-hati sambil melemparkan pandangan jalan ke kanan dan ke kiri. Kemudian mereka mendapati seorang laki-laki sedang mencabuti ketela Pak Sardi.

Simin dan Paidin : "Maling! Maling! Maling!"

Semua warga desa keluar membawa senjata pukul dan senjata tajam.

Pencuri itu berlari sekuat-kuatnya dikejar oleh Simin dan Paidin pada jarak yang cukup.

Pemburuan berhenti tepat pada pekarangan Pak Kromo, pencuri itu terhuyunghuyung lalu rebah ke tanah.

Semua orang desa memukul si pencuri

Simin : "Coba kita lihat apa dia masih hidup,"  

Warga Desa : "Ya, mari!"

Warga : "Mari kita minta lampu kepada Pak Kromo!"

Simin : "Kulo Nuwun!"

Pintu Pak Kromo dibukakan sedikit.

Mbok Kromo : "Pencurinya sudah tertangkap?"

Paidin : “Sudah, itu dia terbaring di tanah kami pukuli. Ia mencuri ketela Pak Sardi. Sampai ia jatuh, ketela itu tidak dilepaslepaskannya. Pak Kromo apa tidak ada di rumah? Kami mau pinjam lampu untuk melihat siapa maling itu."

Mbok Kromo : "Bapak pergi tadi sore sampai sekarang belum kembali. Tetapi, lampunya boleh dibawa."

Atun merengek-rengek minta digendong. Ia terbangun oleh keributan yang terjadi di dekatnya itu. Dengan menggendong Atun, Mbok Kromo menggikuti orang-orang yang membawa lampunya menuju ke tempat orang-orang itu berkerumun.

Warga : "Ya Allah! ini Pak Kromo!"

Kesunyian yang berat menyusul seruan yang menggemparkan itu.

Simin : " Ia sudah mati."

[Mbok Kromo meratap menangis dan mencabuti rambutnya yang terurai, dikelilingi laki-laki yang wajahnya penuh belas kasihan. ]

Atun : “ Bapak, Bapak!"

Keesokan harinya, seluruh desa mengantarkan jenazah Pak Kromo ke kuburan.

Pelajari lebih lanjut

Pelajari lebih lanjut materi terkait drama pada link berikut ini

yomemimo.com/tugas/1976782

#BelajarBersamaBrainly #SPJ1

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh vaalennnnnn dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 03 Jan 23