kaidah kebahasaan teks ulasan kisah kejujuran pujangga istana ​

Berikut ini adalah pertanyaan dari polmaster93 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Kaidah kebahasaan teks ulasan kisah kejujuran pujangga istana ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

ORIENTASI

Novel dengan base on Majapahit dan Singasari sepertinya Tidak ada habisnya. Kisah-kisah awal dan akhir Singasari, awal dan puncak kejayaan Majapahit adalah yang paling banyak diungkap. Puluhan novel telah muncul dari kisah Ken Arok- Ken Dedes hingga Gayatri kemudian Raden Wijaya hingga Hayam Wuruk atau yang kemudian lebih mengekspos Gadjah Mada. Demikian juga kisah 'Sungging' ini. Sekalipun masih istana sentries. bedanya Sungging bukan mengisahkan raja-raja dan keluarga, tapi justru pujangga. istana.

SINOPSIS

Kertanegara melarang pujangga istana ikut perang karena tugasnya adalah mencatat. Juga saat Tentara Tartar yang bérkolaborasi dengan Majapahit menyerbu Kediri, Raden Wijaya melarang pujangga untuk maju ke medan pertempuran. Bahkan pujangga yang bertugas menulis kisah dan perjalanan yang terjadi inilah kemudian menjadi satu-satunya orang yang diberitahu dan sudah tahu strategi lain dari Raden Wijaya.

Namun pujangga Sanghika, memilih meninggalkan junjungannya ketika mengetahui tipisnya batas antara strategi dan pengkhianatan, yang membuat Raden Wijaya rela mengorbankan sahabatnya. (hal 513-517).

ANALISIS

Novel yang menceritakan tokoh Sungging - pemilik darah campur Jawa China, cucu ponakan Jenderal Kau Shing yang kembali ke Jawa oleh kakeknya untuk meluruskan sejarah. Setelah berpisah dengan kakeknya, Sungging - nama Jawanya - bertemu dengan Rsi Sanghika yang semula pelayan Mpu Satir, pujangga zaman Kertanegara. Rsi Sangriika, pujangga Majapahit ini sahabat kakek Sungging ini memiliki kemampuan menghafal bacaan inilah yang kemudian menceritakan akhir sejarah Singasari dan awal Majapahit. Karena dia telah membaca cepat dan menghafal karya-karya pujangga Mpu Satir dan juga karya Kertanegara : Kitab Begawan Ksatria.

Kitab yang akhirnya membuat Rsi Sanghika diburu kerajaan Majapahit. Karena Sanghika telah membaca dan menghafal isikitab atas perintah Mpu Satir termasuk kitab perbaikan sekaligus petunjuk atas banyaknya kesalahan isi kitab yang ditulis raja (hal 273). Sementara kitab karya Kertanegara berhasil 'diselamatkan' salah seorang teman Raden Wijaya, Gajah Pagon yang kemudian melahirkan keturunan bernama Ganesha Mada atau Gadjah Mada. Sosok yang justru telah mempelajari Kitab Begawan Ksatria karya Kertanegara yang belum disempurnakan Mpu Satir.

EVALUASI

Kisah yang menarik, sulit dikira ending-nya dan perlu mengernyitkan dahi untuk membacanya. Sampai akhir pun ending masih,menggantung. Rupanya penulis merencanakan dalam dwilogi. Beberapa kekeliruan cukup mengganggu seperti penyebutan nama keempat anak Kertanegara yang berbeda-beda, juga kesalahan ketik. Namun tidak mengurangi kenikmatan membaca.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh adeliairawan24 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 13 Apr 23