Jawaban:

a. Kulitnya putih halus bagaikan salju. (asosiasi) dan b. Nyiur melambai-lambai di pinggir pantai. (personifikasi) memiliki maja yang sama, yaitu perbandingan yang membandingkan objek dengan objek lain yang memiliki sifat atau ciri yang sama.

c. Si jago merah melahap gedung perkantoran dalam sekejap. (metafora) dan g. Air matanya menganak sungai. (hiperbola) memiliki maja yang sama, yaitu perbandingan yang berlebihan yang melebih-lebihkan suatu peristiwa atau keadaan.

d. Sampai jam segini ia belum kelihatan batang hidungnya. (sinekdoke) dan e. Paman datang diantar Daihatsu. (metonimia) memiliki maja yang sama, yaitu penggantian kata dengan kata lain yang memiliki hubungan atau keterkaitan erat dengan kata yang diganti.

h. Aku hanyalah rakyat jelata. (litotes) dan p. Untuk apa kita sesungguhnya hidup di dunia ini? (retoris) memiliki maja yang sama, yaitu gaya bahasa yang menekankan suatu pengandaian atau pernyataan dengan cara yang tidak langsung.

k. Semua siswa segera turun ke bawah. (pleonasme) dan m. Selamat datang kawanku, selamat berjumpa sahabatku. (repetisi) memiliki maja yang sama, yaitu pengulangan kata atau frasa yang memiliki makna yang sama.

l. Dia Kesefian di tengah keramaian Kota dan j. Terasa sepi hati ini meski berada di ingar bingar suara keras. (paradoks) memiliki maja yang sama, yaitu pernyataan yang memperlihatkan pertentangan atau kontradiksi antara dua hal yang seharusnya bertentangan.

n. Semua yang hadir mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa, dan orang tua, memberi ucapan selamat. (klimaks) dan o. Mulai dari perkotaan, pedesaan, hingga kampung-kampung, menggelar upacara Kemerdekaan RI. (antiklimaks) memiliki maja yang sama, yaitu pengungkapan yang mengurutkan kata-kata dalam tingkat kepentingan atau intensitas yang semakin meningkat atau menurun.