contoh cerpen persahabatan beserta strukturnya ​

Berikut ini adalah pertanyaan dari Zahratuljannahnur pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Contoh cerpen persahabatan beserta strukturnya ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Indahnya Sebuah Persahabatan

Betapa menyenangkannya menjadi orang kaya. Hidup serba berkecukupan. Apapun yang diinginkan akan terpenuhi. Karena semua sudah tersedia. Seperti halnya Tyas. Seorang anak orang kaya yang menjadi banyak sorotan, Berangkat dan pulang selalu diantar oleh supir pribadi dan mobil mewahnya.

Meskipun bergelimang harta Tyas tidaklah menyombongkan diri. Tidak kalah dengan Tyas, Orang tua Tyas juga merupakan orang yang baik dan ramah, Tidak berpatokan pada harta dalam bergaul dan tidak membeda-bedakan orang disekelilingnya. Kawan-kawan Tyas sangat suka dan betah berlama-lama di rumah Tyas karena mereka selalu disambut ramah dan diperlakukan seperti keluarga sendiri oleh keluarga Tyas.

Tyas memiliki seorang sahabat yang sangat setia menemaninya dalam menghadapi lika liku kehidupan. Tidak jauh dari rumahnya Dwi sahabat Tyas tinggal di kampung dekat rumah Tyas, hanya saja dipisahkan oleh RT saja. Namun sudah hampir dua minggu Dwi tidak mengunjungi Tyas di rumahnya. “Hemmm Dwi kemana ya mah, Biasanya hampir setiap hari Dwi main kesini. Tapi ini sudah hampir lewat dua minggu Dwi tidak datang lagi.” Ujar Tyas. “Mungkin Dwi sedang sakit!” jawab Mama Tyas. “Ih, iya juga ya mah, siapa tahu memang Dwi lagi sakit. Kalo begitu nanti sore Tyas mau menengoknya” katanya dengan penuh semangat.

Sudah lima kali Tyas mengetuk pintu rumah Dwi. Karena menunggu lama tidak kunjung dibuka akhirnya Tyas memberanikan diri untuk bertanya kepada tetangga tentang menghilangnya Dwi. Benar saja, Ternyata sudah dua minggu Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Sebab ayahnya habis kena PHK. Akhirnya keluarga Dwi memutuskan untuk kembali ke desa dan memilih menjadi petani.

“Oh, kasihan sekali Dwi,” ujarnya didalam hati. Di rumahnya, Tyas tampak melamun sambil memikirkan nasib sahabat setianya itu. “Ada apa Yas? Kok kamu nggak seperti biasanya, malah tampak lesu dan kurang semangat.” Papa bertanya sambil menegur. “Dwi, Pa.” Jawab Tyas. “Memangnya ada apa dengan Dwi sehingga membuatmu muram, Apa dia sedang sakit?” Tyas menggeleng kepada ayah. “Lantas kenapa?” Papa menjadi penasaran.

“Sekarang Dwi sudah pindah rumah. Kata tetangga sebelah rumahnya Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya habis di PHK dan memilih untuk menjadi petani”. Sambil menatap Tyas papa termenung memikirkan ucapan Tyas dengan rasa setengah tidak percaya. “Kalau Papa tidak langsung percaya, Coba tanya deh, sama Pak RT atau ke tetangga lain” ujarnya. “Lalu apa rencana kamu?” “Aku harap Papa bisa menolong Dwi!” “Maksudmu?”

“Aku pengen Dwi bisa disini lagi” Tyas memohon dengan agak mendesak. “Baik kalau itu bisa bikin kamu seneng. Tapi, kamu harus bisa mencari alamat rumah Dwi yang di desa” kata Papa.

Berkat bantuan pemilik kontrakan bekas rumah Dwi akhirnya tiga hari kemudian Tyas berhasil memperoleh alamat rumah Dwi yang berada di desa. Ia merasa sangat senang. Kemudian Papa bersama dengan Tyas datang ke rumah Dwi di sebuah desa terpencil dan lokasi rumahnya masih masuk ke dalam lagi. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Dwi dan Dwi sendiri. Betapa gembira hati Dwi ketika bertemu dengan Tyas. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. pada awalnya Dwi sangat kaget dengan kedatangan Tyas secara tiba-tiba.

“Maaf ya Yas. Aku tak sempat memberi kabar ke kamu kalo aku mau pindah”. “Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku sudah ketemu kamu dan merasa senang”. Setelah berbincang cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangan mereka kepada orang tua Dwi. Ternyata orang tua Dwi tidak keberatan, mereka menyerahkan segala keputusan kepada Dwi sendiri. “Begini, Wik, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu untuk ikut kami ke Surabaya. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Wi, apakah kamu bersedia ikut?” Tanya Papa.

“Soal sekolahmu,” lanjut Papa, “kamu nggak usah khawatir. Seluruh biaya pendidikan kamu biar papa yang menanggung.” “Baiklah kalau memang Bapak dan Tyas menghendaki saya ikut, saya mau pak. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya dan keluarga saya.” Kemudian Tyas bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Dwi. Tampak mata Tyas berkaca kaca tidak kuat menahan kebahagiaan. Kini Dwi tinggal di rumah Tyas. Sementara orang tuanya tetap tinggal di desa. Selain untuk mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Dwi yang sudah semakin tua.

:

Tema : Persahabatan.

Tokoh : Tyas, Papa Tyas, Mama Tyas dan Dwi.

Watak :Tyas Suka Menolong, Dwi tidak suka membebani orang lain, Papa Tyas Baik hati dan ramah, Mama Tyas : Peduli.

Alur : Maju.

Latar :Tempat – Rumah Tyas, Rumah Dwi.

Waktu : Siang Hari.

Suasana : Mengharukan.

Sudut pandang : Orang Pertama.

Amanat : Sebagai makhluk tuhan kita harus saling tolong menolong Dan Berbagi kepada sesama.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh nadirhidayat79 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 28 Dec 22