Jawaban:

Sebagai seorang musafir, Arifin memiliki beberapa kemudahan atau rukhshah dalam melaksanakan ibadah shalat selama safar, antara lain:

1. Qasar dan Jamak

Seorang musafir diperbolehkan untuk memendekkan dan menggabungkan shalat yang seharusnya dilaksanakan secara terpisah (qasar dan jamak). Shalat yang diqashar adalah shalat zuhur, asar, dan isya, yang masing-masing dilaksanakan 4 rakaat, tetapi dipendekkan menjadi 2 rakaat. Sedangkan shalat yang dijamak adalah shalat zuhur dan asar, serta shalat maghrib dan isya, yang masing-masing dilaksanakan secara terpisah, tetapi dapat digabungkan dalam waktu zuhur dan maghrib.

2. Menunda Shalat

Seorang musafir juga diperbolehkan menunda waktu pelaksanaan shalat jika sedang dalam perjalanan. Jika terpaksa, Arifin dapat menunda pelaksanaan shalat zuhur hingga waktu asar, atau menunda pelaksanaan shalat asar hingga waktu maghrib. Namun, tetap diharapkan untuk melaksanakan shalat sesegera mungkin jika memungkinkan.

3. Shalat di Kendaraan

Jika dalam perjalanan Arifin menggunakan kendaraan, ia dapat melaksanakan shalat di dalam kendaraan dengan cara berdiri atau duduk, tergantung situasi dan kondisi. Jika duduk di dalam kendaraan, Arifin dapat melakukan gerakan shalat dengan membungkukkan badan, mengangkat tangan, dan sujud, tanpa harus berdiri. Namun, jika kondisi kendaraan memungkinkan untuk berdiri, sebaiknya Arifin melaksanakan shalat dengan posisi berdiri seperti biasa.

Ini pertanyaan salah mapel adikk, harusnya mapel agama kan ya