Jawaban:

Berikut adalah keempat sudut pandang yang mungkin digunakan dalam novel "Pangeran Diponegoro Menggagas Ratu Adil":

Sudut pandang orang pertama tunggal (First Person Point of View)

Dalam sudut pandang ini, cerita akan diceritakan dari perspektif seorang tokoh dalam cerita, yaitu Pangeran Diponegoro. Pembaca akan melihat peristiwa dari sudut pandang Pangeran Diponegoro, termasuk pemikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi yang dialaminya.

Contoh: "Aku merasa sedih ketika melihat rakyatku menderita di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Aku tahu bahwa aku harus berjuang untuk membebaskan mereka dari penindasan tersebut."

Sudut pandang orang ketiga tunggal (Third Person Point of View)

Dalam sudut pandang ini, cerita akan diceritakan dari sudut pandang orang ketiga, di mana seorang narator akan menceritakan peristiwa yang terjadi pada tokoh-tokoh dalam cerita. Narator tidak terlibat dalam cerita, dan dapat memberikan pandangan yang lebih objektif terhadap peristiwa yang terjadi.

Contoh: "Pangeran Diponegoro merasa sedih ketika melihat rakyatnya menderita di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Namun, ia juga merasa yakin bahwa ia bisa membebaskan mereka dari penindasan tersebut."

Sudut pandang orang ketiga terbatas (Limited Third Person Point of View)

Dalam sudut pandang ini, cerita akan diceritakan dari sudut pandang orang ketiga, namun fokus cerita hanya terbatas pada satu tokoh, yaitu Pangeran Diponegoro. Pembaca akan melihat peristiwa dari sudut pandang narator, namun hanya akan melihat pemikiran, perasaan, dan pengalaman yang dialami oleh Pangeran Diponegoro.

Contoh: "Pangeran Diponegoro merasa sedih ketika melihat rakyatnya menderita di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Ia bertekad untuk memimpin perjuangan melawan penindasan tersebut, dan merasa yakin bahwa ia bisa membebaskan rakyatnya."

Sudut pandang bergantian (Multiple Point of View)

Dalam sudut pandang ini, cerita akan diceritakan dari sudut pandang beberapa tokoh dalam cerita. Pembaca akan melihat peristiwa dari sudut pandang beberapa tokoh, dan dapat memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang cerita.

Contoh: "Pangeran Diponegoro merasa sedih ketika melihat rakyatnya menderita di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Sementara itu, Belanda juga merasa khawatir dengan tindakan perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro. Rakyat yang menderita juga mengharapkan kepemimpinan dari Pangeran Diponegoro untuk membebaskan mereka dari penindasan