Jawaban:

cerpen

Penjelasan:

Semilir angin berhembus lembut menyapu wajah dan rambutku saat aku duduk di bawah pohon terbesi depan kelas. Pandanganku kosong jauh mengenang hari-hari yang setahun ini telah aku lewati. “Ek..ek.”.Dewi sahabatku membuyarkan anganku yang panjang tiada tepi. “Apa Dewi ”, sahutku. “ Itu di panggil Pak Imron”, jawab Dewi. Aku pun mencari sosok Pak Imron. “Sini Ek saya ingin tanya sama kamu?”,panggil Pak Imron. “Ya, Pak!” jawabku agak gemetar karena ada perasaan takut kenapa Pak Imron memangggilku. “Ek kenapa kamu kemarin tidak masuk sekolah, minggu kemarin juga?” Pak Imron menatapku ingin mencari tahu mengapa aku sering tidak masuk sekolah. Sambil mempermainkan bolpoint di tanganku aku menjawab, “kemarin saya sakit pak,” tapi Pak Imron tidak begitu saja percaya dengan jawabanku. Dia berusaha mencari tahu sebenarnya apa yang membuat aku sering tidak masuk sekolah.

Istirahat jam pertama kali ini cukup panjang karena digabung dengan jam istirahat kedua, obrolan aku dengan Pak Imronpun menjadi panjang.Dia sekarang tau apa penyebab aku sering tidak masuk, aku teringat betul kata-kata beliu bahwasannya aku tidak salah mengambil keputusan sekolah di pertanian walaupun pada akhirnya jadi kecewa, tapi jangan karena adanya kecewa itu membuat cita-cita kamu hancur. Jalani apa yang sudah terjadi nikmati apa yang ada jangan takut karena salah melangkah kalau memang kamu niat awalnya mencari ilmu lanjutkan karena semua ilmu itu ada gunanya.

Ting..ting…ting…… bunyi bel masuk mengharuskan aku harus memutuskan obrolan dengan Pak Imron. Walaupun baru sekali ini aku bisa ngobrol dengan Pak Imron, tapi aku merasa akrab dan merasa nyaman karena beban yang aku alami salami ini bisa aku ceritakan semua.

Semenjak aku pernah ngobrol dengan Pak Imron, hari-hari yang ku lewati di sekolah Pertanian Pembangunan tidak begitu menjadi beban dalam hidupku walaupun kadang rasa bersalahku itu muncul. Tapi entah kenapa perkataan Pak Imron selalu mengispirasi hidupku, dalam pikiranku masih tergiang dengan jelas kata-kata beliau, “Jalani apa yang sudah terjadi dan niatkan hanya untuk mencari ilmu pasti nanti berguna.”

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan semua yang kulalui akhirnya bisa kulewati. Walaupun dengan susah payah menata hati menjalani pendidikan yang ku tempa di SPMA akhirnya usai. Tiga tahun berlalu aku menimba ilmu sampai Ujian akhir sekolahpun telah ku jalani. Dan karena semangat dari pak Imron aku bisa meraih ijazah dengan nilai tertinggi semua berkat guruku, inspirasi, juga pelita hidupku di kala aku lelah menemukan takdirku.

Spesial di hari guru ini, aku hanya mampu mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas jasa-jasamu dan petuahmu. Hanya seuntai doaku, semoga Pak Imron Khusaini sehat bahagia bersama keluarga yang sakinah mawadah warohmah Aamiin….