drama foya-foya 6 orang durasi minimal 15 menit​

Berikut ini adalah pertanyaan dari lauravega2708 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Drama foya-foya 6 orang durasi minimal 15 menit​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Secara umum, struktur teks drama adalah sebagai berikut.

  • Prolog
  • Dialog
  • Epilog

Pembahasan

Berikut ini adalah contoh drama berfoya-foya.

Pada suatu hari, ada beberapa anak muda yaitu Bram, Ifan, Tio, Eli, dan Arum yang nongkrong di café elit.

Bram: Pesan yang banyak, nanti aku yang bayar. Kalian makan saja sampai kenyang.

Tio: Wah, asyik nih!

Beberapa saat, terlihat Eli menghampiri meja teman-temannya. Eli terlihat murung.

Arum: Lah, Eli kenapa murung?

Eli: (memasang muka murung)

Ifan: Cerita aja, El. It's okay, kok.

Eli : Papa bangkrut, guys. Mama tadi telepon. (mata mulai berkaca-kaca)

Bram: Hah? Serius?

Eli: Mobil, tabungan bank, dan aset habis. Hanya rumah satu-satunya yang tertinggal. (terisak pelan, menahan air mata)

Arum: (mengelus pelan punggung Eli)

Eli: Papa masuk dalam kasus korupsi. (menangis)

Bram: Serius? Jatuh miskin nih, El?

Arum: Hus! Jangan tanya gitu lah, Bram!

Tio: Orang lagi kesusahan nih, Bram. Bercanda tahu situasi lah!

Bram: Lah, kan memang jatuh miskin. Tenang, El. Makananmu aku bayar, makan aja sampai kenyang besok belum tentu makan enak.

Ifan: Bram, jangan keterlaluan!

Arum: Kita berteman lama, kalau ada musibah ya kita tolong. Jangan malah dihujat seperti itu. (marah)

Eli: Sudah, tidak apa-apa. Aku memang jatuh miskin, Bram benar. (terisak)

Bram: Nah, Eli saja sadar. Memang dia miskin. Makan saja hari ini, besok jangan ikut kita lagi karena kita tidak berteman dengan orang miskin.

Arum: Bram! (teriak, kaget)

Tio dan Ifan hanya terdiam. Mereka tidak bisa berkata-kata karena Bram adalah ketua geng mereka. Arum masih emosi dan marah, tapi dia juga tidak bisa melawan Bram.

Eli: It's okay, guys. Aku mengerti. Aku pergi saja ya karena sudah tidak sama dengan kalian. (menyeka air mata)

Arum: El...

Tio: Tengok dulu keluargamu, El. Lihat keadaan orang tuamu.

Ifan: Aku antar kamu ya sampai depan.

Bram: Halah, anak orang miskin kok diantar.

Eli: Tidak perlu, aku pulang sendiri saja. Terima kasih, Fan. Aku pamit. (berlajan pergi)

Bram: Parah sih, masa kita di suruh anggap dia teman sih. Padahal melarat. Aku pesan banyak makanan saja supaya mood jadi bagus lagi. (pergi ke kasir)

Arum: (pergi meninggalkan meja)

Tio: Rum, ke mana?

Ifan: Iya nih, belum selesai nih. Si Bram lagi pesan makanan lagi tuh.

Arum: Ke rumah Eli, pertemanan aku tidak bisa diukur dengan uang. Aku sama Eli sudah seperti saudara. Kalian lanjut saja kalau memang masih ingin makan.

Tio: Aku antar ya, Rum. Sekalian aku lihat keadaan Eli.

Ifan: Waduh, jadi bingung nih. Aku ikut lah.

Bram: (menghampiri meja) Mau ke mana? Sudah pesan makanan, nih.

Ifan: Pesan berapa banyak, bro?

Bram: Sedikit, sejuta doang. (nada meninggi)

Arum: Hah? Buat apa? Banyak banget!

Tio: Wih, gila deh si Bram.

Ifan: Mau bikin perut kita meledak, Bram? Hahaha!

Bram: Ya....kalau tidak habis, tidak perlu dihabiskan. Tinggalkan saja di meja. Hahaha!

Arum: (kesal) Kamu yakin besok masih bisa menghabiskan uang seperti ini lagi, Bram? Bagaimana jika keluargamu bangkrut?

Bram: Tentu saja! Keluargaku tidak akan bangkrut seperti si miskin Eli. (sombong)

Arum: Bram, roda itu berputar. Kita tidak selalu ada di atas. Kasus papa Eli seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua karena musibah bisa datang kapan saja.

Bram: Wah, rodaku tidak berputar tuh karena masih parkir. Hahaha!

Arum: Aku tidak perlu menjelaskan lebih jauh karena kamu tidak dapat mengerti sebelum kamu merasakannya sendiri. Aku pamit. (meninggalkan meja)

Tio: Lah, Rum! Tunggu! (berjalan menghampiri Arum)

Bram: Dih, kenapa sih si Arum? Aneh! (sinis)

Ifan: Bram, jangan keterlaluan. Arum sudah pernah mengalaminya.

Bram: Hah? Bangkrut? Kapan?

Ifan: Sudah lama, tapi Arum bisa melewatinya dengan baik. Maka dari itu, Arum sangat mengerti keadaan Eli.

Bram seketika terdiam. Bram tertunduk malu dan tidak sanggup berkata-kata.

Ifan: Sebaiknya kamu tidak perlu menghamburkan uang seperti ini lagi. Di luar sana masih banyak orang yang tidak bisa makan.

Bram: Lalu, aku harus bagaimana?

Ifan: Aku rasa kamu perlu meminta maaf pada Eli dan teman-teman. Tidak perlu malu, mereka pasti mengerti. Kita pergi ke rumah Eli bersama. Makanan ini dibungkus saja untuk keluarga Eli yang kesusahan. Meskipun kita tidak dapat menghapus rasa sedih Eli hari ini, setidaknya kita masih berniat baik untuk menengok keadaan Eli dan keluarganya.

Bram: Baiklah.

Bram dan Ifan kemudian menyusul teman-temannya ke rumah Eli. Di sana, Bram meminta maaf pada Eli atas kata-kata kasar yang diucapkannya. Bram dan teman-temannya saling memaafkan. Setelah kejadian ini, Bram dan teman-temannya tidak pernah menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting dan lebih menghargai waktu bersama.

Pelajari lebih lanjut

Pelajari lebih lanjut materi tentang kaidah kebahasaan teks drama pada yomemimo.com/tugas/15730032

#BelajarBersamaBrainly #SPJ1

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh firdaayunia dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 01 Jan 23