Deo bosan sekolah. Sayangnya ayah dan ibu tidak sekalipun menganggap serius omongan Deo tersebut. Dengan pola yang selalu sama mereka menyuruh Deo agar rajin belajar di sekolah, jangan malas, supaya nanti jadi orang sukses. Tapi Deo tidak mau menjadi seperti ayah dan ibu yang sibuk kerja terus. Dalam perjalanan ke sekolah, Deo minta di- turunkan di pertengahan jalan. Deo tertarik pada sekelompok anak yang pagi-pagi sudah bermain layang-layang alih-alih berangkat sekolah. Kurang puas hanya ikut menonton, Deo meminjam layang- layang milik anak lain. Deo menarik ulur layang-layang dengan begitu antusias. Seolah-olah tugas hidupnya hanyalah ber- main layang-layang. Tas sekolahnya ia letakkan di samping sebuah tiang. Dilihat dari ekspresinya Deo bahkan mungkin lupa bahwa ia seharusnya pergi sekolah bukan malah bermain. Layang-layang Deo kini semakin tinggi. Sangat tinggi. Seandainya bu guru membuka jendela kelas yang berada di lantai atas, atau Bi Wiwik membuka jendela rumah, atau ayah dan ibu Deo membuka jendela ruangan kantor mereka yang berada di gedung-gedung tinggi, maka mereka akan melihat layang-layang Deo terbang begitu tinggi dan bebas.17. Amanat yang terdapat pada teks adalah...
A. Bahagiakan dan buatlah bangga kedua orang tua kita.
B. Luangkan waktu untuk orang yang disayangi selagi ada kesempatan.
C. Janganlah mengganggu dan ikut campur urusan yang orang lain.
D. Janganlah membuat hati orang tua sedih atas perbuatan yang kita lakukan.
18. Sudut pandang dalam kutipan cerpen tersebut adalah
A. sudut pandang orang pertama pelaku utama
B. sudut pandang orang pertama pelaku sampingan
C. sudut pandang orang ketiga serbatahu
D. sudut pandang orang pertama dan ketiga
19. kalimat yang membuktikan tokoh orang tua Deo terlalu sibuk kerja adalah
A. paragraf ke-1
B. paragraf kedua
C. paragraf ketiga
D. paragraf keempat​