Masalah Sampah Tak Kunjung Usai Permasalahan mengenai sampah sampai saat ini tidak berhenti. Mulai dari pemilihan sampah, kurangnya tempat sampah, hingga lokasi pembuangan akhir sampah masih menjadi masalah. Salah satu sumber pencemaran sampah yang mencemari lingkungan adalah sampah plastik. Sampah plastik mencemari wilayah daratan hingga wilayah perairan. Sampah plastik yang mencemari lautan tidak hanya merusak keindahan laut, tetapi juga membahayakan kelangsungan hidup biota laut. Pada November 2018, seekor bangkai paus ditemukan terdampar di sebuah pantai di Sulawesi. Di dalam perut paus tersebut banyak ditemukan sampah- sampah plastik. Total sampah plastik yang berada di dalam perut bangkai paus tersebut seberat 5,9 kg, di antaranya plastik keras, botol plastik, kantong plastik, sandal jepit, tali rafia, dan gelas plastik. Temuan bangkai paus sepanjang 9,5 meter ini menimbulkan keprihatinan para aktivis lingkungan. Meskipun para aktivis lingkungan belum bisa menentukan penyebab paus tersebut terdampar, fakta- fakta yang ada menyimpulkan paus tersebut memakan sampah-sampah plasatik di laut. Limbah plastik di lautan mengancam keberadaan hewan laut. PBB menyatakan kehidupan biota laut menghadapi "kerusakan yang tak bisa diperbaiki" akibat sekitar 10 juta limbah plastik yang dibuang ke laut setiap tahun. Sampah-sampah plastik yang mencemari laut dapat membahayakan kelangsungan hidup biota laut. Meskipun masalah mengenai sampah ini terus terjadi, bukan tidak mungkin jika pemerintah dapat menangani masalah ini dengan baik suatu hari. Dimulai dari pengurangan penggunaan plastik, larangan menggunakan kantong plastik di pasar swalayan, hingga kampanye-kampanye yang dilakukan oleh pemerintah dibantu komunitas dapat menjadi awal yang baik untuk mulai mencintai lingkungan dan makhluk hidup lain. Namun, hal itu dapat terwujud dengan adanya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah itu sendiri. tolong diringkas​