Nyai Endit: Ha ha ha ha...! Sebentar lagi mereka akan kehabisan beras dan akan membeli padiku. Aku akan makin kaya!!! Bagus! Awasi terus para petani itu, jangan sampai mereka menjual hasil panennya ke tempat lain! Latar tempat pemeranan naskah drama tersebut di.... a. kerajaan b. persawahan 1. 2. 3. C. perdesaan d. lumbung padi B. Isilah dengan jawaban yang benar! Kutipan fabel berikut utuk soal nomor 1-3. Pada suatu hari tikus kota pergi ke desa mengunjungi kawannya di desa. Temannya ini kasar dan ceroboh, tapi bagaimanapun ia menyukai temannya dari kota itu dan menyambutnya dengan sukacita. Kacang, buncis, keju, dan roti, semuanya ia sajikan. Tikus kota sedikit mengangkat moncongnya melihat sajian itu dan berkata, "Aku tak habis pikir, kawan, bagaimana bisa kau bertahan dengan makanan murahan seperti ini? Tapi tentu saja kau tidak bisa mengharap yang lebih bagus lagi. Mari ikut aku dan akan kutunjukkan padamu bagaimana aku hidup. Setelah seminggu hidup di kota kau akan merasa aneh sendiri dan sukar menyesuaikan diri dengan cara hidup di desa". Sumber: Nurul Hanafi (Penerjemah), "Tikus Kota dan Tikus Desa" dalam Aesop: Kumpulan Fabel Sastra Klasik, Yogyakarta, Kakatua, 2018 Tikus desa kasar dan .... Tikut desa menyambut tikus kota dengan .... Tikus kota tidak cocok dengan kehidupan di .... Kutipan legenda berikut untuk soal nomor 4 dan 5. Keesokan harinya, Jenang Perkasa berlayar mengarungi lautan luas. Sampailah ia di Pulau Bintan. Di sana, ia tidak mengaku sebagai putra seorang megat. Ia selalu bertutur kata lembut kepada setiap orang yang diajaknya berbicara. Sikap dan perilaku Jenang Perkasa itu telah menarik perhatian Batin Lagoi. Sumber: Lia Nuralia dan lim Imadudin, "Si Lancang" dalam Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi, Bandung, Ruang Kata, 2017 Apresiasi Fabel dan Legenda 71​