Ringkasan isi buku "Atheis":

Hasan, seorang intelektual muda, memiliki pandangan kritis terhadap agama dan masyarakat yang dianggapnya menekan kebebasan berpikir. Dia merasa terjebak dalam sistem sosial yang memaksa setiap orang untuk memeluk keyakinan yang sama. Hasan tidak ingin dipaksa memeluk agama tertentu dan terus mencari kebenaran dalam pemikirannya. Namun, pandangan Hasan dianggap menyimpang oleh masyarakat dan keluarganya sendiri, bahkan dia dipenjara karena dianggap mencemarkan agama.

Di dalam penjara, Hasan bertemu dengan tokoh-tokoh yang berpikiran sama, dan mereka membahas perbedaan agama, filsafat, dan sains secara bebas. Hasan semakin yakin bahwa kebebasan berpikir dan bertindak adalah hak asasi manusia yang harus dihormati. Setelah dibebaskan dari penjara, Hasan kembali menghadapi tekanan dari keluarga dan masyarakat untuk memeluk agama. Namun, dia tetap teguh pada prinsipnya dan memilih untuk mengasingkan diri.

Hal-hal menarik dalam buku "Atheis":

1).Tema kebebasan berpikir dan kebebasan beragama yang menjadi isu utama dalam buku ini. Novel ini mengkritisi budaya dogmatisme yang melarang setiap orang untuk berpikir dan berpendapat secara bebas dan memaksa orang untuk mengikuti norma agama dan sosial yang berlaku.

2).Novel ini memberikan gambaran yang jelas tentang keterikatan masyarakat Indonesia dengan agama, tradisi, dan budaya, serta sulitnya untuk menghadapi tekanan sosial jika memiliki pandangan yang berbeda.

3).Gaya penulisan yang dihadirkan oleh Achdiat Karta Mihardja sangat menyentuh hati dan membawa pembaca terlibat dalam perjalanan hidup tokoh utama. Penulis memberikan penggambaran yang kuat dan detail tentang perjuangan Hasan dan pandangannya tentang kebebasan.

4).Novel ini menjadi salah satu karya sastra Indonesia terbaik sepanjang masa dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing.