apa tema pidato tema 7 kelas 6 halaman 119-120​

Berikut ini adalah pertanyaan dari dusu83203 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Apa tema pidato tema 7 kelas 6 halaman 119-120​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

indonesia

Penjelasan:

MATERI IPS

CANDI SUKUH

Candi Sukuh berlatar belakang agama Hindu dan diperkirakan dibangun

didirikan pada akhir abad ke-15 M. Berbeda dengan umumnya candi Hindu

di Jawa Tengah, arsitektur Candi Sukuh dinilai menyimpang dari ketentuan

dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, Wastu Widya.

Menurut ketentuan, sebuah candi harus berdenah dasar bujur sangkar

dengan tempat yang paling suci terletak di tengah. Adanya penyimpangan

tersebut diduga karena Candi Sukuh dibangun pada masa memudarnya

pengaruh Hinduisme di Jawa. Memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa

rupanya menghidupkan kembali unsur-unsur budaya setempat dari zaman

Megalitikum. Pengaruh zaman prasejarah terlihat dari bentuk bangunan

Candi Sukuh yang merupakan teras berundak. Bentuk semacam itu mirip

dengan bangunan punden berundak yang merupakan ciri khas bangunan

suci pada masa pra-Hindu. Ciri khas lain bangunan suci dari masa praHindu adalah tempat yang paling suci terletak di bagian paling tinggi dan

paling belakang.

Menurut dugaan para ahli, Candi Sukuh dibangun untuk tujuan

pengruwatan, yaitu menangkal atau melepaskan kekuatan buruk yang

mempengaruhi kehidupan seseorang akibat ciri-ciri tertentu yang

dimilikinya. Dugaan tersebut didasarkan pada relief-relief yang memuat

cerita-cerita pengruwatan, seperti Sudamala dan Garudheya, dan pada

arca kura-kura dan garuda yang terdapat di Candi Sukuh.

CANDI PLAOSAN

Candi Plaosan yang merupakan candi Buddha ini oleh para ahli diperkirakan

dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram

Hindu, yaitu pada awal abad ke-9 M. Salah satu pakar yang mendukung

pendapat itu adalah De Casparis yang berpegang pada isi Prasasti Cri

Kahulunan (842 M). Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa Candi

Plaosan Lor dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan, dengan dukungan

suaminya. Menurut De Casparis, Sri Kahulunan adalah gelar

Pramodhawardani, putri Raja Samarattungga dari Wangsa Syailendra.

Sang Putri, yang memeluk agama Buddha, menikah dengan Rakai Pikatan

dari Wangsa Sanjaya, yang memeluk agama Hindu.

Pendapat lain mengenai pembangunan Candi Plaosan ialah bahwa candi

tersebut dibangun sebelum masa pemerintahan Rakai Pikatan. Menurut

Anggraeni, yang dimaksud dengan Sri Kahulunan adalah ibu Rakai Garung

yang memerintah Mataram sebelum Rakai Pikatan. Masa pemerintahan

Rakai Pikatan terlalu singkat untuk dapat membangun candi sebesar Candi

Plaosan. Rakai Pikatan membangun candi perwara setelah masa

pembangunan candi utamanya.

PRASASTI KEDUKAN BUKIT

Prasasti Kedukan Bukit ditulis pada 16 Juni 682 M, yang berarti bahwa

prasasti ini baru dikeluarkan setelah penguasa Kerajaan Sriwijaya kembali

ke pusat pemerintahannya.

Prasasti Kedukan Bukit merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang

menggambarkan kemajuan pelayaran di Indonesia pada masa HinduBuddha. Prasasti ini mengisahkan tentang keberhasilan perjalanan para

penguasa Kerajaan Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang. Isi Prasasti

Kedukan Bukit terdiri dari sepuluh baris, yang ditulis menggunakan huruf

Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.

PRASASTI CIARUTEUN

Prasasti Ciaruteun yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Pada bagian atas Prasasti Ciaruteun, terlihat jelas gambar sepasang

telapak kaki (pandatala). Konon, tapak kaki tersebut merupakan milik

Maharaja Purnawarman yang memimpin dan menguasai kerajaan

Tarumanegara. Selain itu, terdapat pula 4 baris tulisan berupa puisi pada

Prasasti Ciaruteun. Puisi tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa

Sansekerta.prasasti ini adalah peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Isinya berupa

pujian terhadap Raja Purnawarman yang telapak kakinya dianggap

sebagai milik Dewa Wisnu.

Yupa

Prasasti Yupa menjadi sumber sejarah keberadaan kerajaan Hindu-Budha

tertua di Indonesia. Yupa sendiri merupakan istilah untuk menyebut

pahatan prasasti dalam tugu atau tiang batu.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa kerajaan tertua di Indonesia berada

di wilayah Kalimantan Timur. Hal ini diketahui dari penemuan tujuh buah

Prasasti Yupa yang ditujukan untuk menghormati jasa-jasa raja yang

tersohor pada saat itu.

Tujuh prasasti tersebut ditulis dengan aksara Pallawa Awal dalam huruf

Sanskerta. Diperkirakan, Prasasti Yupa dibuat oleh kaum Brahmana

sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa dan perbuatan mulia raja

kerajaan Kutai yang bernama Mulawarman.

Dugaan tersebut diperkuat dengan isi dari prasasti yang menyebutkan

bahwa Maharaja Kudungga, raja di kerajaan Kutai, memiliki putra yang

masyhur yang bernama Sang Aswawarman-dia disebut seperti Dewa

Matahari. Aswawarman memiliki tiga putra, satu di antaranya adalah

Mulawarman yang terkenal sangat dermawan.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh afcelalkalevisantoso dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 25 May 23