Berikut ini adalah pertanyaan dari akun2020820 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Penjelasan:
· Tifografi
Pada puisi “Pada Suatu Hari Nanti” karya Sapardi Djoko Damono, tipografi yang ditampilkan adalah bentuk rata kiri dan lurus bawah. Puisi itu diberi wajah yang sederhana untuk memperkuat makna yang disampaikan. Tipografi puisi diatas dibentuk oleh tiga bait, yang mana jumlah baris tiap bait berbeda-beda. Pada bait pertama, terdiri atas empat baris yang mana tiap baris mempunyai jumlah kata yang berbeda sehingga menimbulkan tampilan yang tidak rata kana-kiri, melainkan hanya rata kiri saja. Pada bait kedua terdiri atas dua baris yang disusun sama seperti bait sebelumnya. Bait ketiga terdiri atas dua baris. Bait ketiga, keempat, dan kelima, masing-masing terdiri atas empat baris yang disusun sama seperti bait sebelumnya. Antara bait satu dan yang lainnya diberi jeda (spasi). Hal itu sebagai penanda perpindahan bait. Karena mungkin setiap bait mengandung makna yang terpisah. Jumlah baris dalam satu bait berbeda-beda. Demikian juga jumlah kata dalam satu baris juga berbeda-beda. Hal itu menimbulkan panjang pendeknya tampilan baris.Walaupun baris dibuat rata kiri, namun sebelah kanan terlihat tidak rata (berberaturan). Penampilan yang semacam itu tidak akan membuat pembaca atau penikmat puisi bosan.
· Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana, sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi daya imajinasi pembaca (Fajahono. 1990:59).
Kata-kata yang digunakan pada puisi ini mudah untuk dipahami, contoh pada kata “Pada Suatu Hari Nanti” pembaca bisa mengerti maksud dari puisi ini bahwa menceritakan sesuatu yang akan datang. Lalu pada kata “Jasadku Tak Akan Ada Lagi” sudah jelas bahwa suatu saat nanti tokoh ku tidak akan ada lagi di dunia ini. dan kata-kata pada bait selanjutnya mudah dipahami karena lebih ke makna yang sebenarnya.
· Majas
Bahasa figuratif atau majas adalah bahasa kiasan yang mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup. Bahasa figuratif atau majas terdiri dari perbandingan, metafora, perumpamaan epos, dan personifikasi.
Pada puisi ini hanya terdapat majas metafora. Metafora adalah bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak menggunakan kata-kata perbandingan. Metafora itu melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain (Becker, 1978:317).
Yaitu pada bait I, II, dan III :
Bait I
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri
Bait II
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Bait III
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
Pada kata-kata tersebut menggunakan majas metafora karena mengumpamakan sesuatu dengan larik, bait dalam sajak.
· Citraan
Pengimajian atau pencitraan adalah suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk mennggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa pembaca.
1. Imajeri Pandang
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya ku cari
2. Imajeri Dengar
Suaraku tak terdengar lagi
3. Imajeri Rasa
Kau takkan kurelakan sendiri
Kau akan tetap kusisati
· Amanat
Amanat adalah pesan yang akan disampaikan oleh pengarang. Amanat dari puisi ini adalah bahwa penyair ingin menyampaikan kesetiaannya kepada pembaca walaupun ia sudah tidak adil, pembaca tak usah sedih. Karena dia tetap setia dan tetap bisa menemani pembaca dengan karya-karya nya.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh mrtrevor57 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Fri, 13 Jan 23