Tentukan struktur teks cerpen Bola voli Seta!Menggunakan struktur teks ulasan

Berikut ini adalah pertanyaan dari DekPras pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Tentukan struktur teks cerpen Bola voli Seta!Menggunakan struktur teks ulasan di bawah ini
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis
Analisis
Evaluasi

Bola Voli Seta
"Smash!"

Dio dan timnya makin bersemangat mengalahkan lawan. Dio men-smash bola, lawan tidak siap menerima bola Dio, hingga bola jatuh ke daerah lawan. Penonton bersorak ketika tim Dio dinyatakan menang.

Namun Seta kesal melihat itu semua. Ia membayangkan dirinyalah yang men-smash bola itu. Ini semua gara-gara Kak Tia, desahnya.

Pertandingan telah usai. Para pemain yang dulunya adalah tim Seta, berkerumun di bawah pohon. Mereka menceritakan pengalaman mereka ketika bertanding. Seta mendengarkan dengan hati sedih.

Ia menyesal mengapa Allah menakdirkannya menjadi orang cacat. Dan sedihnya lagi, ia tidak bisa bercerita seperti mereka.

Seta pulang dengan langkah gontai. Andai saja dia tahu akan terjadi kecelakaan waktu itu, pasti dia akan menolak ajakan Kak Tia melihat sirkus. Kecelakaan itu merenggut kakinya sampai lutut.

Sejak itu, bola voli hanya menjadi kenangan bagi Seta. Tak ada lagi sorak-sorai meneriakkan namanya ketika mencetak skor. Seta merasa menjadi anak yang tak berguna. Tidak bisa bermain dengan teman-temannya, tak bisa berlari dengan gesit. Kini hidupnya bergantung pada kruk penyangga kakinya.

"Ada apa, Seta? Kok cemberut?" Kak Tia menyambut kedatangan serta mengurungkan niatnya masuk rumah. Ia memilih duduk di teras.

"Enggak, kok." Jawab Seta dengan wajah kesal.

"Kamu pasti sedih karena tidak bisa bermain voli lagi."

Seta hanya terdiam, lalu tidak bisa membendung air matanya.

"Seta, maafkan Kak Tia ya? Tetapi Kak Tia yakin Seta bisa menjadi orang yang sukses meski pakai kruk. Ada banyak orang yang tidak sempurna bisa sukses. Kalaupun Seta tidak bisa bermain voli lagi, mungkin Seta bisa menjadi wasitnya." Hibur Kak Tia.

Seta memandang Kak Tia. Dia semakin kesal melihat wajah kakaknya.

"Ini semua gara-gara Kakak!" jerit Seta.

Seta berdiri lalu masuk ke rumah.

***

Kini Seta lebih suka melihat pertandingan voli, tidak hanya dari lapangan tetapi juga di televisi. Ketika ia melihat wasit bola voli hanya berdiri di samping net sambil mengawasi jalannya pertandingan, terbesit dalam hati Seta untuk menjadi wasit juga.

Sejak itu, Seta mulai mengamati kerja wasit ketika pertandingan, membaca aturan permainan, dan lebih jeli melihat kapan bola jatuh ke daerah lawan dan menambah skor. Dia juga membaca informasi di internet, dan kadang Seta berbicara sendiri ketika melihat teman-temannya berlatih, seakan dia wasit yang andal.

Pada suatu ketika, Andi tidak masuk. Andi yang setiap hari menjadi wasit mendadak pindah ke luar kota. Teman-teman dalam tim kebingungan mencari wasit. Kelompok mereka sudah pas, dan menjadi wasit pun tidak semua orang bisa.

"Bagaimana ini?!" kata Nizar khawatir.

"Iya, kalau tidak ada wasit, kita tak bisa latihan..." ujar Fandi.

Anggota tim bola voli itu bingung, jadwal yang telah mereka rencanakan terancam batal, padahal seminggu lagi mereka akan bertanding.

"Aku bisa menggantikan Andi," kata Seta penuh percaya diri.

Teman-teman Seta menoleh ke arah Seta dengan tidak percaya.

"Mana mungkin kamu bisa?" tanya Dio.

"Wasit harus adil. Wasit juga harus paham aturan permainan seperti kapan bola dikatakan masuk, dan setiap pemain harus bermain sesuai tugasnya, seperti tasser yang tidak boleh men-smash bola," jelas Seta meyakinkan.

Teman-teman terhenyak mendengar penjelasan Seta. Akhirnya mereka menerima Seta menjadi wasit. Dio memberikan peluit kepada Seta dengan ragu.

Berkat bantuan Dio, Seta dapat naik ke panggung kecil di samping net. Ia mengawasi permainan teman-temannya dengan saksama.

Mereka menyukai Seta karena ia wasit yang adil. Seta merasa senang karena meski tidak bermain, ia bisa menjadi bagian dari permainan voli.

Sekarang Seta tak lagi menyesali kemalangannya. Bahkan ia sangat bersyukur, Kak Tia benar, meski tidak menjadi pemain, aku bisa menjadi wasitnya, batin Seta.

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Identitas Karya: Bola Voli Seta, "Smash!"

Orientasi: Pertandingan bola voli baru saja selesai, Seta, salah satu pemain, pulang dengan perasaan sedih dan kesal.

Sinopsis: Seta adalah seorang pemain bola voli yang kecelakaan membuat kakinya cacat hingga tidak bisa bermain lagi. Ia menjadi sedih dan kesal, tapi Kak Tia memotivasi Seta untuk menjadi wasit bola voli. Seta mulai mempelajari dan memperhatikan bagaimana wasit bekerja. Kemudian, ketika wasit yang selama ini menjadi wasit dalam tim, Andi, pindah ke luar kota, Seta memutuskan untuk menjadi wasit bagi teman-temannya.

Analisis: Cerpen ini memotivasi pembaca untuk tidak menyerah dan memiliki sikap positif meski mengalami masalah dalam hidup. Ia memperlihatkan bagaimana Seta memiliki motivasi untuk memperbaiki dirinya dan memulai hal baru setelah kejadian tragis yang dialaminya.

Evaluasi: Cerpen ini memiliki pesan yang baik dan menarik bagi pembaca. Ia memiliki alur yang jelas dan memperlihatkan bagaimana Seta memperbaiki dirinya.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh penolong12094 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 04 May 23