Pada tahun 1575 yang berkuasa di daerah Pajajaran adalah pemerintahan dam Dilanjutkan pemerintahan Mataram (1621-1677) dan pemerintahan Belanda. Saat Mataram berkuasa itulah, nama keprabuan diubah menjadi kabupaten Berdasarkan plagam itu, Sultan Agung diangkat Tumenggung Wiranganangun sebagai Bupati Bandung. Ketika itu, pemerintahan Kabupaten Bandung berpusat di daerah Krapyak atau Bojongasth. Tepatnya di tepi Sungai Cikapundung, dekat maranya yaitu Sungai Citarum. Nama Krapyak kemudian berganti menjadi Citeureup. Nama itu hingga kini tetap abadi menjadi salah satu nama desa di Dayeuhkolot Pada masa Bupati Wiranatakusumah II (1794-1829) Ibu Kota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Krapyak (Dayeuhkolot) kepinggir Sungai Cikapundung atau Alun-alun Bandung sekarang Pemindahan tersebut berdasarkan perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda. "Deandels". Peristiwa itu terjadi pada 25 Mei 1810. Alasan pemindahan tersebut akan memberikan prospek baik terhadap perkembangan wilayah itu. Pada saat itu Deandels yang mendapat julukan "Mas Galak tengah membuat jalan dari Anyer ke Panarukan. Kebetulan jalur tersebut melewati tatar Priangan atau Kota Bandung pada saat sekarang ini. (dokumentasi pestudis).manakah yang termasuk kausalitas​

Kausalitas dalam teks tersebut dapat dilihat dari perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memindahkan ibu kota Kabupaten Bandung dari Krapyak (Dayeuhkolot) kepinggir Sungai Cikapundung atau Alun-alun Bandung sekarang. Alasan pemindahan tersebut adalah untuk memberikan prospek baik terhadap perkembangan wilayah itu. Perintah tersebut mempengaruhi peristiwa pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda termasuk kausalitas dalam teks tersebut.