Jawaban:

Terima Kasih banyak Mah, telah melahirkanku, membesarkanku, merawatku hingga ku mengerti bagaimana menjalani hidup. Kebaikanmu tak pernah bisa terbalaskan dengan seluruh alam dan isinya. Hanya kau yang paham bagaimana perasaanku disaat sedih dan senang. Kau orang pertama yang merawat dan selalu ada saat aku sedang sakit. Kau orang yang selalu mendoakanku agar aku sukses kelak tanpa aku ketahui. Jujur, sebenarnya aku bingung menulis apa lagi untuk menceritakan seluruh kebaikanmu, karena jumlahnya yang tak terkira. Untuk itu hanya bisa aku berpesan :

• Maafkan aku yang kini mulai beranjak dewasa apabila sering membantah saran dan nasihatmu.
• Maafkan aku yang malu karena aku tak berani membalas pelukmu disaat aku telah dewasa kini.
• Berjuta kata ku pendam hanya untuk berterimakasih kepadamu, kaulah malaikat tak bersayap yang aku punya dan ku cinta.

Untuk Papa

Terima Kasih banyak pah, karena telah menanggung biaya hidupku dari aku dalam perut Ibu hingga sekarang. Kau lakukan segalanya demi mencari sesuap nasi dan membelikan mainan untukku kala itu. Bahkan di masa tua mu kini engkau masih mencari celah untuk mendapatkan pundi2 uang. Jujur, Aku ingin memelukmu, tapi aku malu, tidak juga malu sebenarnya, hanya angkuh sebagai lelaki dewasa. Sikapmu yang pura-pura tidak perduli dengan apa yang kulakukan, membuatku semakin malu untuk mengungkapkan kasih sayang ini. Intinya anakmu sebenarnya sangat sayang kepadamu, namun malu untuk mengungkapkannya. Semoga engkau kelak mendapatkan balasan surga darinya. Kalau kata Mas Ikhsan sekuter :

• Diam - diam bertanya kabarku,
• Diam - diam menanyakan siapa wanitaku sekarang,
• Diam - diam menanyakan segala hal tentangku, pada Ibu.