1. Penyebaran Islam melalui saluran-saluran yang beragam: Islam tersebar di Indonesia melalui berbagai saluran seperti perdagangan, perkawinan, pendidikan, kesenian, tasawuf, dan politik. Saluran-saluran ini telah berperan penting dalam menyebarkan nilai-nilai dan praktik-praktik Islam ke berbagai komunitas dan lapisan masyarakat di seluruh negeri.

• Perdagangan: Sejak zaman perdagangan maritim, pedagang Muslim telah membawa agama Islam ke wilayah-wilayah pesisir di Indonesia. Mereka membawa ajaran agama Islam dan berinteraksi dengan komunitas lokal, menyebarkan nilai-nilai Islam melalui hubungan perdagangan.
• Perkawinan: Praktik perkawinan antara orang Muslim dan non-Muslim juga menjadi salah satu saluran penting dalam proses islamisasi di Indonesia. Ketika pasangan non-Muslim memeluk Islam karena perkawinan, hal ini dapat mempengaruhi dan menyebarkan agama Islam ke dalam keluarga dan komunitas mereka.
• Pendidikan: Institusi pendidikan seperti pesantren (pondok pesantren) memiliki peran sentral dalam memperkuat dan mempertahankan ajaran Islam di Indonesia. Pesantren menjadi tempat di mana santri (peserta didik) belajar tentang agama Islam, bahasa Arab, dan tradisi-tradisi Islam, yang mempengaruhi pemahaman mereka tentang Islam dan masyarakat.
• Kesenian: Seni dan budaya juga menjadi salah satu saluran penting dalam proses islamisasi. Contohnya, seni wayang kulit yang menggambarkan kisah-kisah Islam, seni sastra berbahasa Arab atau Persia seperti syair dan hikayat, dan musik gambus yang dipengaruhi oleh musik Timur Tengah. Melalui seni dan budaya ini, nilai-nilai dan pesan-pesan Islam disampaikan dan dipahami oleh masyarakat.
• Tasawuf: Aliran tasawuf (mistisisme Islam) juga berperan dalam proses islamisasi di Indonesia. Melalui praktik-praktik spiritual dan pengajaran-pengajaran mistis, pengikut tasawuf menyebarkan pemahaman Islam yang lebih dalam dan memengaruhi pemikiran dan kehidupan spiritual masyarakat.
• Politik: Faktor politik juga memiliki pengaruh dalam proses islamisasi di Indonesia. Gerakan reformasi dan pembaharuan dalam tubuh umat Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, serta peran negara dalam mengatur urusan keagamaan melalui Kementerian Agama dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dapat mempengaruhi dan memperkuat kehadiran Islam dalam tatanan sosial dan politik Indonesia.

2. Pengaruh seni, budaya, politik, dan sosial: Islam terus mempengaruhi dan membentuk berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh tersebut terlihat dalam seni, budaya, kebiasaan, dan perilaku sehari-hari masyarakat. Misalnya, adanya festival dan perayaan Islam yang meriah, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, yang menjadi bagian integral dari budaya Indonesia. Juga terdapat kehadiran lembaga keagamaan dan kegiatan keagamaan seperti pengajian, ceramah agama, dan kegiatan sosial berbasis Islam yang tersebar di seluruh Indonesia.

3. Pertumbuhan kelompok-kelompok Islam konservatif: Dalam beberapa dekade terakhir, kelompok-kelompok Islam konservatif di Indonesia telah memperoleh pengaruh yang signifikan. Pengaruh mereka tercermin dalam pengaruh politik, adopsi kebijakan, dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya dorongan dan perubahan sosial yang terkait dengan proses islamisasi di Indonesia.

Dengan demikian, dengan mempertimbangkan penyebaran Islam melalui berbagai saluran, pengaruh seni, budaya, politik, dan sosial, serta pertumbuhan kelompok-kelompok Islam konservatif, dapat dikatakan bahwa proses islamisasi masih berlangsung di Indonesia. Namun, penting untuk dicatat bahwa proses ini tidak terjadi secara seragam di seluruh negeri dan perbedaan dalam interpretasi dan praktik Islam masih ada di antara masyarakat Indonesia.