Berikut ini adalah pertanyaan dari jonichen7285 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi sejarah sastra Indonesia secara eksplisit telah diperlihatkan oleh Ajip Rosidi dalam Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia (1969). Secara garis besar Ajib Rosidi (1969: 13) membagi sejarah sastra Indonesia sebagai berikut:
Masa Kelahiran mencakup kurun waktu 1900-1945 yang dapat dibagi lagi menjadi beberapa periode, yaitu:
1. Periode awal hingga 1933
2. Periode 1933-1942
3. Periode 1942-1945
Masa Perkembangan mencakup kurun waktu 1945-1968 yang dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu
1. Periode 1945-1953.
2. Periode 1953-1961.
3. Periode 1961-1968.
Menurut Ajip, warna yang menonjol pada periode awal (1900-1933) adalah persoalan adat yang sedang menghadapai akulturasi sehingga menimbulkan berbagai masalah bagi kelangsungan eksistensi masing-masing daerah. Sedangkan periode 1933-1942 diwarnai dengan pencarian tempat di tengah pertarungan antara kebudayaan Timur dan Barat dengan pandangan romantic-idealis.
Perubahan terjadi pada periode 1942-1945 atau masa pendudukan Jepang yang melahirkan warna pelarian, kegelisahan, dan peralihan. Sedangkan warna perjuangan dan pernyataan diri di tengah kebudayaan dunia tampak pada periode 1945-1953 dan selanjutnya warna pencarian identitas diri sekaligus penilaian kembali terhadap warisan leluhur tampak menonjol pada periode 1953-1961. Sedangkan, pada periode 1961-1968 yang tampak menonjol adalah warna perlawanan dan perjuangan mempertahankan martabat, sedangkan sesudahnya tampak warna percobaan dan penggalian berbagai kemungkinan pengucapan sastra.
Pada kenyataanya, telah tercatat lima angkatan yang muncul pada rentang waktu 10–15 tahun sehingga dapat disusun perodisasi sejarah sastra Indonesia modern sebagai berikut:
Sastra Awal (1900 – an )
Sastra Balai Pustaka (1920 – 1942)
Sastra Pujangga Baru (1930 – 1942)
Sastra Angkatan 45 (1942 – 1955)
Sastra Generasi Kisah (1955 – 1965)
Sastra Generasi Horison (1966)
Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia menurut Jakob Sumardjo didasarkan pada nama badan penerbitan yang menyiarkan karya para sastrawan. Seperti Penerbit Balai Pustaka, majalah Pujangga Baru, majalah Kisah, dan majalah Horison, kecuali angkatan 45 yang menggunakan tahun revolusi Indonesia. Ada juga penamaan angkatan 66 yang dicetuskan H.B. Jassin dengan merujuk pada gerakan politik yang penting di Indonesia sekitar tahun 1966.
Penulisan sejarah sastra Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara atau metode, yaitu (1) menerapkan teori estetika resepsi atau estetika tanggapan, dan (2) menerapkan teori penyusunan rangkaian perkembangan sastra dari periode atau angkatan ke angkatan. Di samping itu, sejarah sastra Indonesia dapat juga dilakukan secara sinkronis dan diakronis. Sinkronis berarti penulisan sejarah sastra dalam salah satu tingkat perkembangan atau periodenya. Sedangkan yang diakronis berarti penulisan sejarah dalam berbagai tingkat perkembangan, dari kelahiran hingga perkembangannya yang terakhir.
Setelah meninjau periodisasi sejarah sastra Indonesia.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh girleka978 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 25 May 23