Jawaban:

Banyak rumah adat di Indonesia dibangun dengan material kayu dan berbentuk rumah panggung karena masyarakat lokal telah beradaptasi dengan ancaman bencana alam yang ada di wilayah mereka.

Beberapa bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor, dapat merusak rumah dan mengancam keselamatan jiwa penghuninya. Oleh karena itu, masyarakat lokal di beberapa wilayah di Indonesia telah mengembangkan cara-cara untuk meminimalkan dampak dari bencana alam tersebut, termasuk dengan membangun rumah yang tahan terhadap bencana.

Material kayu dipilih karena kayu dapat menyerap getaran gempa bumi dan meminimalkan kerusakan pada rumah. Selain itu, kayu juga mudah diperoleh dan diolah oleh masyarakat lokal. Bentuk rumah panggung juga dipilih untuk menghindari bahaya banjir dan meminimalkan kerusakan akibat tanah longsor.

Selain itu, rumah panggung juga dapat memberikan ruang bawah yang berguna untuk penyimpanan barang atau untuk tempat seekor hewan peliharaan, sehingga dapat memaksimalkan penggunaan ruang di sekitar rumah.

Dalam hal ini, adaptasi masyarakat lokal terhadap ancaman bencana alam adalah suatu bentuk penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada. Hal ini menunjukkan kearifan lokal dalam menghadapi tantangan dan ancaman dari lingkungan sekitar. Dalam hal ini, rumah adat bukan hanya menjadi bangunan yang fungsional, tetapi juga merupakan suatu simbol dari identitas budaya masyarakat yang memiliki kearifan lokal dalam bertahan hidup di lingkungan yang penuh dengan tantangan.