Prolog:

Di sebuah sekolah menengah, terdapat sebuah kelas yang dihuni oleh beberapa siswa. Di antara mereka, ada sebuah kisah persahabatan yang begitu erat dan tak tergoyahkan. Namun, suatu kejadian membuat persahabatan itu terguncang. Bagaimana kisahnya? Mari kita saksikan bersama-sama.

Dialog:

(Terlihat empat orang siswa, yakni Aria, Bima, Cinta, dan Dito sedang duduk di meja belajar di kelas mereka)

Aria: (sambil menundukkan kepala) Aku bingung harus bagaimana. Sejak dulu aku merasa tidak nyaman dengan sikapmu, Bima.

Bima: (terkejut) Apa yang kamu maksud, Aria? Aku tidak pernah berbuat salah kepadamu.

Cinta: (berusaha menenangkan) Ya, Bima. Mungkin Aria hanya merasa kurang nyaman dengan suatu hal.

Dito: (mendukung) Ya, pasti ada alasan yang membuat Aria merasa seperti itu.

Aria: (mengeluarkan sebuah catatan) Ini catatan yang pernah kalian tulis tentangku. Isinya begitu menyakitkan dan tidak sepantasnya.

Bima: (tersentak) Itu tidak benar, Aria. Aku tidak pernah menulis sesuatu yang menyakitkan seperti itu.

Cinta: (memperhatikan catatan) Ini benar-benar tulisanmu, Bima. Kenapa kamu berbohong?

Dito: (kecewa) Aku tidak menyangka kamu bisa seperti ini, Bima.

Bima: (menyesal) Maafkan aku, Aria. Aku tidak bermaksud menyakiti kamu.

Aria: (menangis) Itu tidak mudah, Bima. Aku merasa dikhianati oleh teman sendiri.

Epilog:

Setelah insiden itu terjadi, persahabatan mereka terguncang. Namun, setelah melalui banyak diskusi dan permintaan maaf, mereka berhasil memperbaiki hubungan mereka. Mereka belajar bahwa kejujuran dan saling menghormati adalah kunci utama dalam menjaga sebuah persahabatan yang baik. Dan mereka bertekad untuk selalu saling mendukung dan memahami satu sama lain.